Dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh tiap tanggal 4 Februari, pemerintah mengimbau masyarakat berpola pikir dan pola hidup sehat dengan cara CERDIK. Ini penting untuk mengurangi risiko terkena kanker.
"Untuk memudahkan, ingatlah kata CERDIK agar dapat menjauhkan diri dari kanker," ungkap Menkes Prof Dr dr Nila F Moeloek, Sp.M(K), di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, dan ditulis pada Kamis (5/2/2015).
CERDIK ialah singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres. Berdasarkan Riskesdas 2013, pravalensi kanker di Indonesia sebanyak 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara laporan dari Global Burden Cancer (Globocan) tahun 2012 kejadian kanker di Indonesia diperkirakan sebesar 134 per 100.000 penduduk. Sehingga, pada tahun 2030 diprediksi prevalensi kanker bisa mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker. Apalagi, peningkatan lebih cepat terjadi di negara miskin dan berkembang.
Upaya pengendalian kanker yang komprehensif sedang dilakukan pemerintah, LSM, dan pastinya dibutuhkan juga peranan masyarakat untuk mengurangi kematian akibat kanker. Hal itu bisa dimulai dengan melakukan pencegahan, deteksi dini, diagnosis, kuratif, pelayanan paliatif, termasuk juga penelitian dan surveilans, kemudian support bagi keluarga dan survivor kanker.
"Meningkatnya mortalitas ini membuat Indonesia menghadapi beban ganda, terutama penyakit pembiayaan besar seperti pasien gagal ginjal dan kanker, maka harus ada koordinasi antara LSM dan masyarakat seluruh indonesia. Saya juga mengimbau masyarakat agar mau melalukan deteksi dini di samping tetap melakukan pola hidup sehat," tutur Menkes Nila.
Baca juga: Bantu Anak dengan Kanker, Bocah Lelaki Ini Panjangkan Rambut Selama 5 Tahun
"Deteksi dini harus dilakukan, saya juga prihatin dengan kasus kanker yang tinggi ini. Saya kira untuk perempuan bisa melakukan deteksi dini dengan memeriksan diri karena telah ada JAMKESMAS. Walau tidak semudah yang kita pikirkan, tapi dengan adanya komitmen ini merupakan tindakan tepat karena kanker sangat membuat kesedihan terutama di keluarga dan dokter yang merawat," imbuh Menkes.
Selain itu, Menkes Nila berharap Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) bisa melakukan aksi atau tindakan nyata untuk melakukan edukasi terhadap masyarakat dalam upaya mengurangi kanker. Di antaranya, deteksi dini kanker payudara dan serviks yang antara lain dilakukan melalui mamografi, pap smear, dan IVA.
"Kita patut bersyukur bahwa kita telah berhasil mengembangkan JKN yang paket manfaatnya menanggung deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara di Faskes tingkat pertama," tutup Menkes.
(rdn/vit)











































