"Luka kronis itu biasanya butuh waktu 6-8 minggu untuk bisa sembuh, tapi pada beberapa kasus lukanya bisa bertahan hingga bertahun-tahun lamanya, tak peduli sudah diobati dengan apa saja," tutur ketua tim peneliti, Ardeshir Bayat dari University of Manchester.
Dan sebelum ini, para peneliti hanya berupaya menciptakan penyembuh luka berupa kulit buatan yang meniru struktur sel kulit asli. Namun kali ini peneliti asal Inggris memfokuskan riset mereka pada kulit yang sebenarnya. Kulit ini diambil dari kadaver.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, kulit dari jasad orang yang sudah meninggal ini dibersihkan dengan antibiotik. Setelah itu, sel-sel yang ada di kulit tersebut diangkat dengan menggunakan kombinasi deterjen, enzim dan sejumlah bahan kimia. Menurut peneliti, ini untuk menghindari adanya penolakan dari sistem imun si penerima kulit ini nantinya.
Jadi yang mereka butuhkan hanyalah bagian terdalam kulit atau dermisnya. Bagian ini mengandung pembuluh darah, ujung saraf, folikel rambut dan kelenjar keringat.
"Setelah dihilangkan sel-selnya, dermis akan menyediakan semacam rangka sehingga tubuh penerimanya nanti dapat mencoba beradaptasi dengan kulit baru, dan utamanya dengan sel-selnya sendiri," ungkap Dr Bayat seperti dikutip dari Livescience, Kamis (12/2/2015).
Dari hasil percobaan mereka, bila bagian ini ditempelkan pada luka atau borok pasien yang kronis, maka lukanya menjadi sembuh lebih cepat daripada pengobatan konvensional.
"Kami bereksperimen dengan seorang pasien wanita berumur 92 tahun yang punya borok selama 20 tahun. Borok ini tetap bertahan walaupun sudah diobati dengan berbagai hal. Tapi setelah kami tempelkan dengan dermis ini, lukanya langsung sembuh dalam 4 minggu," simpul Dr Bayat.
Baca juga: Begini Pertolongan Pertama Saat Kena Luka Bakar
(iva/up)











































