Pagi-pagi, Dirjen Gizi dan KIA Kemenkes Periksa Kuku Murid-murid SD

Pagi-pagi, Dirjen Gizi dan KIA Kemenkes Periksa Kuku Murid-murid SD

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Jumat, 20 Feb 2015 09:51 WIB
Pagi-pagi, Dirjen Gizi dan KIA Kemenkes Periksa Kuku Murid-murid SD
Periksa kuku (Foto: Reza/detikHealth)
Padang - Ada hal menarik yang terlihat di SD Pertiwi 2, Kota Padang, Sumatera Barat, pagi ini. Murid-murid tampak bersemangat menunjukkan kuku mereka kepada teman-temannya. Sembari berceloteh riang, mereka saling menilai kebersihan kuku diri sendiri dan teman-temannya.

Dr Anung Sugihantono, MKes, Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan, terlihat akrab mendampingi mereka. Dengan sabar, ia menjelaskan pentingnya kebersihan kuku sebagai bagian dari perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Ayo, gimana kok dokter kecil kukunya nggak bersih. Kalau kukunya nggak bersih nanti kuman masuk ketika lagi makan, lalu sakit perut," kata Anung, yang disambut teriakan "Hiiiiii," dari para dokter kecil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

dAnung mengatakan bahwa PHBS penting dikenalkan ke anak-anak sejak dini. Jika PHBS sudah diterapkan dari kecil maka kebiasaan hidup bersih dan sehat akan terbawa hingga dewasa.

Tak hanya mengecek kuku, Anung juga mengajarkan anak-anak SD Pertiwi 2 cara mencuci tangan yang baik dan benar. Menurutnya, kebiasaan mencuci tangan yang baik dan benar ini sering terabaikan karena kerap disepelekan.

‎"Jadi ada berapa langkah cuci tangan yang benar?" tanya Anung.

"Tujuuh! Basahi telapak tangan dengan sabun, usap dan gosok telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, ujung jari dan keringkan hingga bersih" jawab anak-anak serempak, di SD Pertiwi 2, Jl Sudirman, Padang, Sumatera Barat, Jumat (20/2/2015).

Anung bersama dengan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), dr M. Subuh, mendampingi Menteri Kesehatan Prof Nila Moeloek melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Barat. Rencananya, Menkes akan meninjau lokasi Outbreak Response on Immunization penyakit Difteri di kota ini. (vit/vit)
Difteri Mewabah Lagi
44 Konten
Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Minimnya cakupan imunisasi dituding sebagai pemicunya.

Berita Terkait