Berada di ruangan ber-AC saat cuaca di luar sedang hujan bisa menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat. Orang awam menyebutnya beser, namun para dokter punya pandangan yang agak berbeda tentang hal ini.
"Yang seperti itu bukan beser, melainkan respons fisiologis yang normal saat cuaca dingin," kata dr Maya Setyawati, MKK, SpOk dari Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI), dalam temu media di Hotel Le Meredien, Rabu (4/3/2015).
Beser dalam pengertian medis, menurut dr Maya adalah inkonsistensi urine. Biasanya disebabkan oleh gangguan pada saraf tertentu, sehingga kemampuan untuk mengontrol buang air kecil berkurang. Pada kondisi ini, beser bisa muncul meski cuaca tidak sedang dingin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan dalam kondisi cuaca dingin, pengeluaran cairan tubuh lewat keringat tidak terjadi. Sebagai gantinya, tubuh mengeluarkan cairan melalui penguapan di permukaan kulit dan melalui buang air kecil. Itu sebabnya, frekuensi buang air kecil meningkat.
"Kalau nggak pipis, justru harus curiga fungsi ginjal terganggu," kata dr Maya.
Yang penting untuk diingat, cairan tubuh yang keluar melalui buang air kecil tetap harus diganti. Di sinilah tantangannya, sebab kebanyakan orang malas minum saat cuaca dingin karena malas bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil.
Baca juga: Beser Bisa Mengganggu Kesehatan Jiwa?
(up/vta)











































