Faktanya, pembentukan testosteron dimulai dari otak oleh kelenjar hipotalamus dan hipofisis. Jika terjadi penurunan kadar testosteron pada pria di usia dewasa, maka dampak yang muncul adalah penurunan fungsi seksual, libido rendah, infertilitas dan disfungsi ereksi. Selain itu, dampak seperti adalah kebotakan, penurunan massa otot dan osteoporosis juga bisa terjadi.
"Semua dampak ini dapat memberikan efek yang signifikan pada hubungan suami dan istri. Pria dengan testosteron rendah sering marah, cemas, dan bahkan depresi," ungkap urolog Michael A. Werner, MD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang terpenting adalah adanya komitmen untuk bekerja sama menjaga hubungan suami dan istri. Dengan komitmen, masalah yang berasal dari testosteron rendah dapat diatasi.
Werner menambahkan, langkah berikutnya yang bisa dilakukan adalah tidak menyalahkan diri sendiri. Jika Anda memiliki suami dengan testosteron rendah, penting untuk fokus bahwa penurunan libidonya bukan karena kesalahan Anda.
"Di luar perawatan medis untuk mengatasi testosteron rendah, jangan lupa untuk olahraga. Ajaklah pasangan untuk rutin olahraga karena dapat membantu proses pengobatan," lanjutnya, seperti dikutip dari berbagai sumber pada Selasa (10/3/2015).
Langkah terakhir, Werner menekankan bahwa kesabaran mutlak penting dimiliki oleh istri. Alasannya, pengobatan untuk gejala testosteron rendah sebenarnya sangat efektif, namun tidak dapat bekerja langsung dalam semalam. Tetap dibutuhkan waktu untuk proses pengobatan.
Jika masih terasa sulit, jangan ragu untuk melakukan konsultasi terapi dengan pakar konseling. Dari situ Anda dan pasangan juga dapat mengeksplorasi cara-cara baru untuk menjadi intim dan tetap terbuka serta membangun komunikasi yang kuat.
(ajg/fds)











































