Mengintip Prosedur Identifikasi DNA di Laboratorium

Mengintip Prosedur Identifikasi DNA di Laboratorium

- detikHealth
Jumat, 20 Mar 2015 14:01 WIB
Mengintip Prosedur Identifikasi DNA di Laboratorium
Foto: Dian/detikHealth
Jakarta - Di Indonesia, untuk melakukan identifikasi DNA baik pada manusia, hewan, atau spesies tumbuhan bisa dilakukan salah satunya di Lembaga Eijkman. Penasaran, bagaimana prosedurnya?

Ini dia prosedur yang dilakukan untuk melakukan identifikasi DNA, seperti ditulis pada Jumat (20/3/2015):

Baca juga: Tes DNA Juga Penting untuk Bantu Temukan Kembali Anak yang Hilang





1. Tahap ekstraksi atau isolasi.

Foto: Dian/detikHealth
Pada tahap ini, sampel DNA seperti darah, rambut, bahkan sidik jari diekstraksi terlebih dulu melalui beberapa tahap di antaranya lisis dan di-centrifuse. Jika sumber DNA banyak, maka akan terbentuk seperti untaian benang. Hasil akhir ekstraksi berupa cairan. "Kalau konvensional waktunya 1 hari 1 malam, tapi kalau untuk forensik, kita pakai Kit di mana waktunya lebih cepat," kata petugas laboratorium, Eva.

2. Real time PCR (Polymerace Chain Reaction)

Foto: Dian/detikHealth
Setelah sampel DNA diekstraksi, dilakukan Real time PCR (Polymerace Chain Reaction) atau bisa juga disebut tahap konfirmasi. Di sini, akan dideteksi apakah sampel yang sudah diekstraksi mengandung DNA yang dibutuhkan. Jika ada pun berapa jumlahnya karena standarnya dibutuhkan sampel kurang lebih 50 nanogram untuk tahap selanjutnya. Jika jumlahnya terlalu sedikit atau tidak ada DNA yang dibutuhkan maka akan dicari sampel DNA yang lain.

3. PCR (Polymerace Chain Reaction) konvensional

Foto: Dian/detikHealth
Pada tahap ini, dilakukan penggandaan atau memperbanyak DNA pada posisi tertarget (DNA yang  ingin dianalisis saja). PCR konvensional melibatkan reaksi enzimatis dan perubahan suhu.

4. Elektroforesis

Foto: Dian/detikHealth
Tahapan ini memisahkan fragmen DNA sesuai ukuran molekul dengan menggunakan matriks gel dan memanfaatkan arus listrik. Tujuannya, untuk mengetahui ada atau tidak DNA target.

5. Pemetaan genetik (genotyping)

Foto: Dian/detikHealth
Di tahap ini, dilakukan penentuan genotip (profil DNA) dari sampel. Sampel dimasukkan ke dalam mesin genetic analyzer kemudian nanti bisa terlihat urutan basa DNA (DNA sequencing).
Halaman 2 dari 6
Pada tahap ini, sampel DNA seperti darah, rambut, bahkan sidik jari diekstraksi terlebih dulu melalui beberapa tahap di antaranya lisis dan di-centrifuse. Jika sumber DNA banyak, maka akan terbentuk seperti untaian benang. Hasil akhir ekstraksi berupa cairan. "Kalau konvensional waktunya 1 hari 1 malam, tapi kalau untuk forensik, kita pakai Kit di mana waktunya lebih cepat," kata petugas laboratorium, Eva.

Setelah sampel DNA diekstraksi, dilakukan Real time PCR (Polymerace Chain Reaction) atau bisa juga disebut tahap konfirmasi. Di sini, akan dideteksi apakah sampel yang sudah diekstraksi mengandung DNA yang dibutuhkan. Jika ada pun berapa jumlahnya karena standarnya dibutuhkan sampel kurang lebih 50 nanogram untuk tahap selanjutnya. Jika jumlahnya terlalu sedikit atau tidak ada DNA yang dibutuhkan maka akan dicari sampel DNA yang lain.

Pada tahap ini, dilakukan penggandaan atau memperbanyak DNA pada posisi tertarget (DNA yang  ingin dianalisis saja). PCR konvensional melibatkan reaksi enzimatis dan perubahan suhu.

Tahapan ini memisahkan fragmen DNA sesuai ukuran molekul dengan menggunakan matriks gel dan memanfaatkan arus listrik. Tujuannya, untuk mengetahui ada atau tidak DNA target.

Di tahap ini, dilakukan penentuan genotip (profil DNA) dari sampel. Sampel dimasukkan ke dalam mesin genetic analyzer kemudian nanti bisa terlihat urutan basa DNA (DNA sequencing).

(rdn/vit)

Berita Terkait