JK: Kalau TB Tak Selesai Tahun 2025, Berarti Ada yang Salah di Indonesia

Hari TB Sedunia

JK: Kalau TB Tak Selesai Tahun 2025, Berarti Ada yang Salah di Indonesia

- detikHealth
Selasa, 24 Mar 2015 13:14 WIB
JK: Kalau TB Tak Selesai Tahun 2025, Berarti Ada yang Salah di Indonesia
Jakarta - Pemerintah menargetkan tahun 2025 Indonesia bebas dari penyakit TB (Tubercolosis). Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, jika nantinya Indonesia belum juga bebas TB di tahun 2025, maka ada yang salah di Indonesia.

"Kalau tidak diselesaikan 151 (tahun) berarti ada yang salah. Jangan hanya dokternya, Wali Kotanya, Gubernur-nya, kita semua," ujar JK dalam sambutannya pada hari TB sedunia di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (24/3/2015).

"Hari TB adalah hari dimana ditemukannya (bakteri) 133 tahun yang lalu. Masa sudah 133 tahun yang lalu sekarang belum selesai. Mudah-mudahan sebelum 200 tahun Indonesia, sudah selesai. 150 tahun lah kita peringati, tidak boleh lebih dari itu," sambung JK menegaskan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Masih Ada Pasien TB yang Malu Berobat, Aksi Ketuk Pintu pun Digelar

JK menginginkan setiap bupati dan wali kota melakukan kampanye TB untuk mencapai target Indonesia bebas TB tahun 2025. Bahkan JK menantang para kader kesehatan TB untuk dapat menyelesaikannya lebih cepat.

"Kapan?" tantang JK kepada para hadirin.

"2025 Pak," jawab hadirin kompak.

"Wah, masih lama sekali. Kelamaan itu (target sebelumnya). Depkes tidak bisa sendirian, harus semua pihak," imbuh JK menimpali.

Dia menceritakan, sudah sejak lama pemerintah Indonesia konsern dengan penanggulangan TB. Salah satu contohnya, banyak sanatorium yang tersebar di seluruh Indonesia sejak dahulu. TB disebut disebankan oleh beberapa faktor yaitu kebiasaan, lingkungan, dan obat.

Menurut JK, dahulu TB rentan terhadap ibu rumah tangga karena ada yang salah dengan pola memasak. Dulunya ibu rumah tangga menggunakan kayu bakar dan minyak tanah sehingga menimbulkan banyak asap yang dihirup.

"Sekarang pakai LPG, otomatis lebih rendah. Ibu-ibu sebenarnya sudah ditolong dengan LPG, karena gas itu lebih bersih dari minyak tanah. Apalagi sekarang pakai rice cooker, selesai tinggal tonjok (colok). Banyak teknologi yang bisa mengurangi faktor TB di rumah tangga," jelasnya.

Baca juga: Gara-gara Mitos, Masyarakat Masih Ada yang Anggap TB Penyakit 'Kiriman'

(up/up)

Berita Terkait