dr Nahdlatul Ulami, Kepala Bagian Pelayanan Medis LKC DD mengatakan bahwa kader-kader ini berasal dari berbagai kalangan. Umumnya, mereka adalah ibu-ibu rumah tangga yang aktif di berbagai kegiatan masyarakat.
"Rata-rata mereka ibu-ibu rumah tangga yang aktif mengikuti kegiatan masyarakat, seperti pengajian atau arisan. Ada juga yang keluarganya pernah kena TB, jadinya peduli. Ada yang kader posyandu juga, sifatnya relawan," tutur dokter yang akrab disapa dr Nilam ini kepada detikHealth, Selasa (25/3/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DetikHealth pun berkesempatan mengikuti aksi ketuk pintu di Tangerang Selatan. Aksi ini digelar di permukiman warga RT 01/ RW 05, Jl Ki Hajar Dewantara, Ciputat, Tangerang Selatan.
Para kader menyambangi perumahan warga. Warga lalu diberikan pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahamannya soal TB.
Pertanyaan yang diajukan antara lain apa itu TB, bagaimana gejalanya, dan apakah warga tersebut mempunyai riwayat atau anggota keluarga yang pernah mengidap TB. Setelah itu warga diberikan pembekalan agar mau melaporkan anggota keluarga atau tetangga yang diduga mengidap TB agar segera mendapat pengobatan.
"Selain itu juga ada deteksi dini juga. Kita bawa tabung untuk menampung dahak warga yang sedang batuk-batuk, nanti akan dicek apakah warga ini mengidap TB atau tidak," tutur Bani, salah satu koordinator aksi LKC DD.
Sutinah, warga RT 01/RW05, Ciputat, Tangerang Selatan mengaku mendapatkan manfaat dari adanya aksi ketuk pintu ini. Meski ia dan keluarganya tak mengalami batuk-batuk dan tak punya riwayat TB, ia merasa mendapat pemahaman yang lebih soal TB.
"Iya jadi kalau batuk-batuk lama, bisa jadi TB. Iya mau kok misalnya nanti keluarga saya ada yang kena TB saya ajak berobat," ungkap nenek berusia 60 tahun ini. (Muhamad Reza Sulaiman/Nurvita Indarini)











































