Selain itu, tahukah Anda bahwa Indonesia termasuk dalam negara dengan pengidap TB terbanyak di dunia? Juga fakta bahwa masih ada kelompok masyarakat yang menganggap TB merupakan penyakit kiriman atau guna-guna?
Detikhealth pun merangkum beberapa fakta soal kasus TB di Indonesia, Rabu (25/3/2015). Berikut 5 fakta soal TB di Indonesia yang wajib Anda ketahui:
1. Indonesia Peringkat 4 Negara Pengidap TB Terbanyak
|
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
Saat ini, jumlah negara penduduk terbanyak dunia adalah Tiongkok, India, Brasil dan Indonesia. Karena jumlah penduduk banyak, otomatis jumlah kasus TBnya pun banyak.
"Karena jumlah penduduk Indonesia banyak, ya banyak kasus TB-nya. Tapi kalau dari sisi penanganan kita kan sudah mencapai target MDGs, sudah menjangkau lebih dari 70 perses kasus dan kesembuhan sudah di atas 80 persen," tutur dr Sigit Priohutomo, MPH, Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan.
2. Tiap 1 Jam, Ada 83 Kasus TB Baru di Indonesia
|
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Sementara untuk angka kematian jumlahnya mencapai 8 kasus TB per jam. Ini tentu harus menjadi perhatian kita semua," ungkapnya.
3. Masih Ada yang Anggap TB Penyakit Kiriman
|
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Mereka percayanya ini penyakit kiriman. Sampai pernah ada keluarga yang membawa dukun ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) karena ya kepercayaannya itu," kata dr Windi saat ditemui di Puskesmas Moro, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, Kamis (4/3/2015).
Menanggapi hal ini, Menteri Kesehatan Profesor Dr dr Nila Moeloek, SpM(K), yang juga berkesempatan mengunjungi Puskesmas Moro memberikan komentarnya. Ia membenarkan bahwa kepercayaan tradisional tersebut memang sulit untuk diberantas, terutama di daerah.
"Begitu masuk puskesmas, dokter yang banyak, lama-lama itu akan berubah. Tingkat kepercayaan begitu ada yang sakit terus bisa diobati sembuh itu dari mulut ke mulut bisa berubah," ujar Nila.
4. Rutan Penuh, Kasus TB di Lapas Meningkat
|
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
Dirjen Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Nugroho, mengatakan alasan banyaknya penyebaran TB di lingkungan rutan dan lapas adalah karena fasilitas yang kurang memadai. Terdapat 463 rutan di Indonesia yang berkapasitas 105 ribu orang namun rata-rata diisi sampai 160 ribu orang.
"Tata ruangan khusus untuk isolasi belum ada. Jadi sementara ini meminjam sel isolasi pelanggar di dalam. Dengan penghuni yang overkapasitas kita kesulitan mencari ruangan untuk sementara mengisolasi pasien terduga TB," ujar Nugroho ketika ditemui di Rutan Kelas 1 Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (24/2/2015).
5. Pasien TB Tak Diobati, Berisiko Tularkan Kuman Super
|
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Dari sekitar 1.000 kasus yang terkonfirmasi MDR-TB, cuma 800 yang akhirnya berobat," kata Dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K), pakar penanggulangan TB dari RS Paru Persahabatan, Rabu (22/10/2014).
Berbagai faktor tersebut membuat penanggulangan TB tidak pernah bisa optimal. Ketika seorang pasien tidak berobat, apalagi juga termasuk kategori MDR-TB, maka kuman yang ada dalam tubuhnya sangat berisiko menyebar lewat droplet atau bercak dahak yang keluar saat batuk.
"Mereka yang tidak berobat itu menjadi sumber penularan. Dan di masyarakat, sulit dikenali karena tidak semua bergejala," kata Dr Erlina.
Halaman 2 dari 6











































