Menteri Kesehatan RI Prof Dr dr Nila Moeloek, SpM(K), mengatakan Nusantara Sehat diharap dapat menekan beberapa masalah kesehatan yang masih tinggi. Angka kematian ibu, angka kematian bayi, gizi buruk, obesitas, dan penyakit tidak menular adalah contoh masalah yang diharapkan bisa diantisipasi.
"Di sini kita bergantung pada profesional muda yang berkolaborasi. Semangat kolaborasi interprofesi ini yang disiapkan dalam program Nusantara Sehat. Tim akan diberikan pembekalan teknis medis, manajemen puskesmas, dan upaya pemberdayaan masyarakat," ujar Nila ketika membuka acara pembekalan tim Nusantara Sehat di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), Ciloto, Jawa Barat, seperti ditulis pada Senin (30/3/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
144 tenaga kesehatan yang menerima pelatihan ini merupakan gelombang pertama dari program Nusantara sehat. Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) drg Usman Sumantri, MSc, mengatakan gelombang pendaftaran kedua akan mulai dibuka pada April 2015.
"Ini angkatan pertama. Ada 12 dokter, 18 bidan, 18 tenaga kesehatan masyarakat, 19 kesehatan lingkungan, 17 analis kesehatan, 17 tenaga gizi, dan 16 tenaga farmasi," papar Usman.
Rencananya sepanjang tahun 2014 secara bertahap sebanyak 960 tenaga kesehatan akan dikirim ke 120 puskesmas. Daerah seperti Sabang, Simelu, Merauke, Sanggau, Kerong, dan daerah yang tergolong tertinggal lainnya akan menjadi prioritas utama pengiriman tim yang beranggotakan delapan orang.
Usman mengatakan bahwa berbeda dari dokter pegawai tidak tetap (PTT), Nusantara Sehat menekankan kerja sama tim. Kekompakan dalam menyelesaikan masalah menjadi senjata utama tim dalam menyukseskan program.
Baca juga: Sulit Bujuk Pasien ke RS, Menkes Pertimbangkan Kirim Tenaga Sosiolog
(fds/ajg)











































