Pada Anak, Hipertensi Dapat Berarti Gejala Penyakit Berat

Pada Anak, Hipertensi Dapat Berarti Gejala Penyakit Berat

- detikHealth
Selasa, 31 Mar 2015 19:16 WIB
Pada Anak, Hipertensi Dapat Berarti Gejala Penyakit Berat
Ilustrasi (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Hipertensi atau tekanan darah tinggi ternyata tak hanya bisa dirasakan oleh orang dewasa. Dokter mengatakan bahwa hipertensi juga bisa terjadi pada anak, dan umumnya merupakan gejala penyakit berat.

dr Siska S Danny, SpJP, FIHA, dari RS Jantung Harapan Kita mengatakan bahwa hipertensi yang terjadi pada dewasa tergolong sebagai hipertensi primer. Artinya, hipertensi ini adalah penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut serta kerusakan organ.

"Kalau pada anak itu hipertensinya sekunder. Jadi tekanan darah tinggi terjadi karena adanya kerusakan organ anak, biasanya karena penyakit berat yang menyerang organ dalam," tutur dr Siska, dalam temu media Omron Health Care di Hotel Le Meridien, Jl Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (31/3/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Fakta-fakta Seputar Sindrom Nefrotik Seperti yang Dialami Anak Wulan Guritno

Menurut dr Siska, anak dengan penyakit ginjal atau jantung bawaan seringkali mengalami hipertensi. Salah satu penyakit berat yang dapat menyebabkan hipertensi adalah sindrom nefrotik.

Karena berupa penyakit sekunder, maka penanganan hipertensi pada orang dewasa dan anak-anak berbeda. Pada anak, dokter biasanya akan mencari tahu apa penyebab tekanan darahnya tinggi. Penanganan pun akan lebih difokuskan kepada penyembuhan penyakit tersebut, bukan menurunkan tekanan darahnya.

"Jadi dicari dulu penyebabnya apa si anak hipertensi. Apakah yang rusak ginjalnya, atau jantungnya, baru setelah itu ditangani penyakitnya. Biasanya setelah penyakitnya ditangani maka tekanan darahnya akan kembali normal," paparnya lagi.

Dokter spesialis penyakit dalam dari RSCM, Prof Dr dr Parlindungan Siregar, SpPD-KGH, menjelaskan bahwa sindrom nefrotik merupakan kumpulan gejala dari gangguan fungsi ginjal. Biasanya dimulai dari proteinuria (adanya protein dalam urine).

"Biasanya proteinnya lebih dari 3,5 gram/24 jam. Lalu disertai juga dengan adanya peningkatan kadar kolesterol darah atau lipid (lemak). Dalam pemeriksaan laboratorium, biasanya dicek kolesterolnya ditambah dengan kadar albumin rendah, yaitu kurang dari 3,5 gram/dL," ujar Prof Parlin kepada detikHealth, Senin (22/12/2014).

Gangguan ini terjadi bila pembuluh darah kecil dalam ginjal mengalami kerusakan sehingga mereka tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik, seperti menyaring limbah dan kelebihan air dari dalam darah. Ini berarti jika seseorang mengalami sindrom nefrotik, biasanya kadar protein dalam urine dan kadar kolesterol menjadi tinggi. Sebaliknya, kadar protein dalam darah menjadi rendah.

Baca juga: Gejala Seperti Ini Muncul? Waspada, Bisa Jadi Pertanda Sindrom Nefrotik

(rsm/vta)

Berita Terkait