Rajin Beraktivitas Fisik Hindarkan Anak dan Remaja dari Obesitas

Rajin Beraktivitas Fisik Hindarkan Anak dan Remaja dari Obesitas

Bagus Kurniawan - detikHealth
Selasa, 14 Apr 2015 17:00 WIB
Rajin Beraktivitas Fisik Hindarkan Anak dan Remaja dari Obesitas
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Yogyakarta - Sudah jamak diketahui bahwa obesitas bisa 'mengundang' aneka penyakit, misalnya saja penyakit jantung dan pembuluh darah. Karena itu gaya hidup aktif secara fisik diperlukan untuk menggantikan gaya hidup sedentari. Gaya hidup aktif secara fisik ini sebaiknya diterapkan sejak masa anak-anak dan remaja.

"Selain masalah obesitas, pola hidup yang sangat berisiko mengakibatkan penyakit degeneratif di kemudian hari adalah aktivitas fisik yang kurang, merokok dan konsumsi alkohol," ungkap dosen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Prof dr. Madarina Julia, M.P.H., Ph.D., SpA(K), saat pidato pengukuhan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balai Senat UGM, Yogyakarta, Selasa (14/4/2015).

dr Madarina mengatakan anak-anak dan remaja yang melakukan aktivitas fisik sedang dan berat secara rutin setidaknya 60 menit sehari, lebih jarang menjadi obes atau mengalami kelebihan berat badan. Mereka justru mempunyai kebugaran kardiovaskular yang lebih baik, mempunyai profil lipid  atau kadar kolesterol dan trigliserid serta kadar gula darah yang lebih baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Tubuh Terlalu Besar, Butuh 6 Jam untuk Membawa Pria Ini ke Ambulans

"Saat ini sekitar 80 persen remaja usia 11-17 tahun di seluruh dunia mengalami kekurangan aktivitas fisik. Prevalensi kurangnya aktivitas fisik ini terutama terjadi di daerah perkotaan," katanya.

Kebutuhan akan pola hidup dan lingkungan yang lebih sehat perlu mendapat dukungan orang tua, sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar. Anak perlu belajar pola makan dan pola aktivitas yang sehat.

"Lingkungan rumah dan sekolah sedapat mungkin mampu memfasilitasi mereka untuk memperoleh kesempatan tersebut," sambung dr Madarina.

Dia menganjurkan agar tidak terjadi obesitas, anak-anak dan remaja dibiasakan mengetahui berapa banyak makanan yang harus ia makan. "Makanlah hanya bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang,"  sarannya.

Menurut dr Madarina, menjaga pola hidup sehat sejak masa anak dan masa remaja merupakan investasi jangka panjang dan berkelanjutan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab risiko yang ditimbul dari penyakit tidak menular tidak hanya akan mengakibatkan kehilangan SDM yang sedang berada di puncak produktivitasnya.

"Masalah ini juga akan mengakibatkan peningkatan signifikan biaya pelayanan kesehatan di masa mendatang," ucapnya.

Baca juga: Studi: Tiap Satu Jam Tonton TV, Risiko Diabetes Bisa Bertambah Tiga persen

Untuk diketahui, di sejumlah negera berkembang epidemi penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah) dan diabetes mellitus (kencing manis) terjadi peningkatan. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 menyebutkan dari 58 juta kematian, sekitar 65 persen atau hampir 38 juta  kematian itu terjadi akibat penyakit tidak menular terutama penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit paru-paru kronis dan diabetes mellitus.

Dari 38 juta kematian itu, hampir tiga perempatnya atau 28 juta terjadi di negara berkembang. Adapun di Indonesia, pada pria, dari sekitar 580 ribu kematian penyakit tidak menular pada tahun 2012, sekitar 54 persen diantaranya terjadi pada usia sebelum 70 tahun.  Sedangkan pada wanita dari kematian 530 ribu kematian pada tahun yang sama, 43 persen terjadi sebelum usia 70 tahun.

(Bagus Kurniawan/Nurvita Indarini)

Berita Terkait