Berkaitan dengan hal tersebut, Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja pada 21 April 2015 mencanangkan gerakan nasional yang mendorong perempuan untuk melakukan deteksi dini. Program dilakukan di 34 provinsi Indonesia serta diawasi oleh OASE yang beranggotakan suami dan istri para menteri Indonesia saat ini.
Di salah satu lokasi pencanangan di Puskesmas Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), masyarakat masih sedikit yang melakukan tes deteksi kanker serviks. Anggota OASE Hanifah Husein Ferry, istri dari Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan mengatakan baru sekitar 10 persen perempuan Sumut yang aktif memeriksakan diri.
Baca juga: Dengar Mitos dan Takut Operasi, Pasien Kanker Lari ke Pengobatan Alternatif
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
drg Mariani mengatakan pemeriksaan kanker serviks kini bisa dilakukan di puskesmas, dokter atau bidan praktik pribadi tak harus di rumah sakit. Dengan menggunakan Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) hasil tes dapat dengan cepat dilakukan.
"Apa lagi ini tidak memerlukan biaya dan tak perlu ke rumah sakit," lanjut drg Mariani yang menambahkan peserta bukan BPJS juga tak akan dipungut biaya untuk melakukan tes.
Baca juga: Selfie dengan Lipstik Belepotan, Kampanye Kesadaran Kanker Mulut Rahim
Kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dibuat menjadi ujung tombak dalam program ini. Diharapkan bila lewat PKK wanita tak akan merasa malu dan mengerti pentingnya melakukan deteksi dini.
"Ibu PKK ini dasarnya dia yang punya masyarakat. Jadi untuk mensosialisasikannya itu inilah peran ibu-ibu supaya kalau ada wanita hayo ke puskesmas dan tidak takut," pungkas drg Mariani. (Firdaus Anwar/Nurvita Indarini)











































