Takut Buka Pakaian Saat Periksa, Kendala Deteksi Kanker Serviks di Sumut

Takut Buka Pakaian Saat Periksa, Kendala Deteksi Kanker Serviks di Sumut

Firdaus Anwar - detikHealth
Selasa, 21 Apr 2015 14:21 WIB
Takut Buka Pakaian Saat Periksa, Kendala Deteksi Kanker Serviks di Sumut
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Deli Serdang - Kanker serviks pada perempuan adalah penyakit yang disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV). Untuk penanganan yang cepat, seorang wanita yang aktif secara seksual harus memeriksakan diri dengan menjalani tes seperti dengan asam asetat atau papsmear. Semakin dini diketahui, maka pengobatannya bisa lebih mudah.
 
Berkaitan dengan hal tersebut, Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja pada 21 April 2015 mencanangkan gerakan nasional yang mendorong perempuan untuk melakukan deteksi dini. Program dilakukan di 34 provinsi Indonesia serta diawasi oleh OASE yang beranggotakan suami dan istri para menteri Indonesia saat ini.

Di salah satu lokasi pencanangan di Puskesmas Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), masyarakat masih sedikit yang melakukan tes deteksi kanker serviks. Anggota OASE Hanifah Husein Ferry, istri dari Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan mengatakan baru sekitar 10 persen perempuan Sumut yang aktif memeriksakan diri.

Baca juga: Dengar Mitos dan Takut Operasi, Pasien Kanker Lari ke Pengobatan Alternatif

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namanya masyarakat seperti di budaya timur masih sungkan kalau disuruh buka-buka. Itu saja. Tapi mungkin dengan sosialisasi di mana saja mudah-mudahan masyarakat lebih membuka diri untuk datang periksa," ujar Kepala Puskesmas Tanjung Morawa, drg Mariani,ketika ditemui di puskemas, Deli Serdang, Sumatra Utara, Selasa (21/4/2015).

drg Mariani mengatakan pemeriksaan kanker serviks kini bisa dilakukan di puskesmas, dokter atau bidan praktik pribadi tak harus di rumah sakit. Dengan menggunakan Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) hasil tes dapat dengan cepat dilakukan.

"Apa lagi ini tidak memerlukan biaya dan tak perlu ke rumah sakit," lanjut drg Mariani yang menambahkan peserta bukan BPJS juga tak akan dipungut biaya untuk melakukan tes.

Baca juga: Selfie dengan Lipstik Belepotan, Kampanye Kesadaran Kanker Mulut Rahim
 
Kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dibuat menjadi ujung tombak dalam program ini. Diharapkan bila lewat PKK wanita tak akan merasa malu dan mengerti pentingnya melakukan deteksi dini.

"Ibu PKK ini dasarnya dia yang punya masyarakat. Jadi untuk mensosialisasikannya itu inilah peran ibu-ibu supaya kalau ada wanita hayo ke puskesmas dan tidak takut," pungkas drg Mariani. (Firdaus Anwar/Nurvita Indarini)

Berita Terkait