Vaksin yang diberi nama RTS,S didesain untuk anak-anak Afrika dan akan jadi vaksin malaria berlisensi pertama di dunia.
RTS,S memakan waktu 30 tahun untuk dikembangkan oleh peneliti di GSK. Peneliti berharap vaksin dapat berkontribusi menekan angka kematian malaria di dunia yang kini berada pada angka 600 ribu orang tiap tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data tes awal yang dipublikasi di jurnal Lancet menunjukkan vaksin efektif mengurangi 27 persen kasus malaria pada bayi usia enam sampai 12 minggu. Sementara itu pada anak umur lima sampai 17 bulan vaksin menekan angka kejadian sampai 46 persen.
Data menunjukkan vaksin terus melindungi anak-anak sampai akhirnya efek menghilang setelah tahun ke empat.
"Meski efesiensinya terus berkurang seiring berjalannya waktu, ada manfaat jelas yang ditawarkan RTS,S," ujar Brian Greenwood, profesor dari London School of Hygiene & Tropical Medicine yang berkontribusi dalam studi seperti dikutip dari Reuters pada Jumat (24/4/2015).
Greenwood mengatakan setiap 1.000 anak yang divaksinasi setidaknya rata-rata 1.363 kasus malaria dapat dihindari dalam rentang waktu empat tahun. Jika disetujui maka RTS,S tentunya akan menjadi senjata efektif melawan malaria selain obat yang sudah ada saat ini.
"Mengingat bahwa ada sekitar 198 juta kasus malaria pada tahun 2013, potensi tingkat keberhasilan vaksin dapat diartikan menjadi jutaan kasus malaria anak dapat dicegah," tutup Greenwood.
Baca juga: Belum Kebal, Begini Kondisi Resistensi Kuman Malaria di Indonesia (Firdaus Anwar/AN Uyung Pramudiarja)











































