Malisa mulai dikenal banyak orang ketika sang kakek yang merupakan anggota kongres California, Mike Honda mentweet foto sang cucu. Di dalam cuitannya, Honda mengaku bahagia memiliki cucu yang cantik sekaligus bangga menjadi kakek seorang anak transgender.
"Sebagai kakek yang bangga atas cucu transgendernya, saya harap cucu saya bisa merasa aman, tidak takut, dan tidak dibully di sekolah," tulis Honda dalam akun twitternya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu pula kami sekeluarga memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Malisa. Dia sangat suka memakai gaun princess, sepatu hak tinggi juga lengkap dengan tongkat peri," kisah Michelle kepada NBC News dan dikutip pada Senin (27/4/2015).
Baca juga: Sang Istri 'Hamili' Suaminya, Pasangan Transgender Ini Dikaruniai 2 Anak
Tepat pada ulang tahunnya yang ke-8 di musim panas lalu, Michelle dan Travis meminta semua orang untuk mulai memanggil putranya itu dengan nama Malisa. Bagi anak-anak transgender, proses ini disebut juga dengan transisi sosial.
Dikatakan Dr Michelle Forcier, profesor pediatri di Brown University School of Medicine, dalam proses transisi sosial, tidak ada perubahan kosmetik termasuk operasi dan terapi hormon. Si anak hanya mendapatkan nama baru, pakaian baru, dan boleh melakukan hal-hal yang sesuai gender barunya.
"Untungnya semua keluarga dan masyarakat sekitar mendukung perubahan putri saya. Saya yakin, hal ini juga tak lepas dari peran ayah saya yang cukup punya 'nama' sehingga banyak orang lebih mengenal Malisa," tutur Michelle.
Saat menginjak usia remaja, Malisa nantinya harus tetap berkonsultasi ke dokter untuk memastikan terapi apa yang harus ia jalani sebelum menginjak masa pubertas. Michelle berharap perubahan yang dialami putrinya itu bisa membuat hidup Malisa lebih baik lagi.
Baca juga: Kisah Mia, Gadis Cilik yang Berubah Jadi Anak Lelaki di Usia 4 Tahun (Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)











































