Direktur Utama RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Dr dr Fatmawati, MPH mengungkapkan emerging dan re-emerging infectious disease menunjukkan peningkatan gejala dan kemungkinan ancaman dalam waktu mendatang sehingga harus diantisipasi.
"Emerged dan re-emerged infectious disease cepat sekali penyebarannya melalui pergerakan baik masyarakat, barang, atau ternak. Kecepatan travel lebih cepat daripada masa inkubasi sehingga penyakit lebih cepat menyebar," kata dr Fatmawati di Intercontinental Hotel, Jl Jend Sudirman, Jakarta, Rabu (6/5/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Faktor lain yang diidentifikasi yaitu mutasi virus disertai perubahan sifat dan resistensi. Misalnya, virus influenza tidak hanya mutasi tetapi juga mengalami rearrangement bentuk jenis baru. Untuk itu, emerged dan reemerged infectious disease perlu penanganan dari multidisiplin ilmu dan perlu riset," kata dr Fatmwati.
Baca juga: Meningitis Mewabah di Nigeria, Semua Sekolah Ditutup
Hadir dalam kesempatan sama, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Perlindungan Faktor Risiko Kesehatan Sri Henni Setiawati, MHA mengatakan saat ini, lebih dari 50 persen non communicable disease dan penyakit infeksi makin kompleks dengan adanya reistensi antibiotik. Sebagai antisipasi, RS sudah sepatutnya siap menangani kasus yang ada dengan sistem rujukannya.
"Juga pemberdayaan masyarakat umum pun penting. Untuk itu penanganan penyakit infeksi ini harus terpadu, melibatkan semua pihak seperti kami pada kasus flu burung H5N1 kami bekerja sama dengan Kementerian Pertanian. RSPI Prof Dr Sulianti Saroso sebagai pusat rujukan nasional pastinya harus menjalin jejaring dengan berbagai pihak seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Dinkes," kata Henny.
Henny mengingatkan bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan ke negara lain pun diharapkan bisa melakukan vaksinasi penyakit yang jika memang sedang mewabah di negara yang dituju. Misalkan ketika ingin pergi umroh sudah pasti harus menjalani vaksinasi meningitis, dan vaksinasi yellow fever jika ingin melakukan perjalanan ke daerah Afrika.
"Kalau di Eropa lebih ditakuti influenza ya karena mereka kasus infeksinya kan sedikit sekali jadi saat ada infeksi sangat hati-hati. Meskipun influenza itu virusnya sangat tergantung kekebalan kita sendiri. Saat kena flu ada yang berminggu-minggu atau cuma satu hari, dengan kita istrahat, minum hangat, makan bergizi juga bisa sembuh," tutur Henny.
Baca juga: Mengenal Meningitis, Penyakit yang Merenggut Tawa Olga Syahputra
(Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)











































