Dr Kristian Kragholm dari Aalborg University Hospital melakukan penelitian soal pengaruh CPR bagi peluang pasien serangan jantung untuk kembali sehat dan beraktivitas. Penelitian yang dilakukan kepada 4.354 pasien yang mendapat serangan jantung di luar rumah sakit.
Tidak semua pasien mendapatkan bantuan CPR ketika terjadi serangan. Namun hasil studi mengungkap bahwa mereka yang mendapat CPR memiliki peluang sebesar 75 persen lebih tinggi untuk dapat melanjutkan aktivitas. Meski begitu, hanya 18 persen yang tetap hidup dalam rentang waktu satu bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr Kragholm mengatakan meski tak bisa mencegah kematian, CPR mampu memperpanjang umur pasien serangan jantung. Untuk itu, ia menyarankan agar pelatihan dan edukasi soal bagaimana cara melakukan CPR yang baik dan benar harus lebih digalakkan di masyarakat.
"Mereka yang mendapat pertolongan CPR dapat kembali bekerja dan akhirnya mendapat pengobatan. Hal ini lebih baik daripada hanya tergolek lemah di jalanan dan menunggu kematian. Karena itu, sangatlah ideal jika masyarakat tahu dan mengerti bagaimana cara memberikan CPR yang baik dan benar," tutur Dr Kragholm, dikutip dari Reuters, Rabu (6/5/2015).
Dr Gordon Tomaselli dari Johns Hopkins University School of Medicine mengatakan CPR merupakan mata rantai pertama dari jaringan pertolongan pasien serangan jantung. Langkah selanjutnya adalah memastikan si pasien mendapat pertolongan untuk segera dibawa ke dokter atau rumah sakit.
"CPR yang baik akan membatasi efek serangan jantung ke otak. Namun pasien tetap harus segera mendapat pertolongan dokter agar hasilnya bisa lebih baik," ujar Dr Tomaselli, yang juga mantan Presiden America Heart Association.
Baca juga: Ini yang Perlu Dilakukan untuk Mencegah Kematian Akibat Penyakit Jantung
(Muhamad Reza Sulaiman/Nurvita Indarini)











































