Daripada sampah daun dibakar dan bikin polusi, dua remaja asal Semarang ini punya solusinya. Bayu Mahadika dan Rizki Kurniawan dari SMA Negeri 3 Semarang mengubah sampah daun kering menjadi tinta.
"Sebenarnya kita ingin memanfaatkan sampah saja. Karena berasal dari makhluk hidup, pasti daun kering juga mengandung karbon. Nah kita pikir-pikir, karbon ini bisa dijadikan apa ya. Akhirnya muncul ide untuk jadi tinta," tutur Rizki kepada detikHealth, ditemui di Gedung Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Jl Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (8/5/2015).
Baca juga: Dari Ampas Tebu, 2 Remaja Asal Pontianak Bikin Alat Penyaring Limbah
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 1 kg daun kering dapat diolah menjadi 300 gram karbon. Sementara untuk membuat satu botol tinta ukuran 40 ml hanya membutuhkan 4 gram karbon saja. Jadi 1 kg daun kering yang dikumpulkan bisa dibuat menjadi 75 botol tinta.
"Tentu saja kan ini lebih murah daripada tinta-tnita yang ada dipasaran, dan lebih ramah lingkungan. Tintanya bisa untuk mencetak atau buat tinta spidol. Tapi saat ini penelitian kami baru bisa membuat tinta hitam," urai Rizki.
Ide untuk membuat tinta daun kering memang lebih baik daripada membakar sampah tersebut dan menimbulkan polusi asap. Ketika terjadi proses pembakaran, maka akan dihasilkan asap yang mengandung karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen dioksida (NO2) dan berbahaya bagi kesehatan.
Bayu dan Rizki merupakan salah satu dari 6 pasang remaja yang akan berangkat ke Pittsburgh, Amerika Serikat. Keberangkatan mereka ke Amerika bertujuan untuk mengikuti Intel Internasional Science and Engineering Fair 2015. Mereka akan bersaing dengan 1.700 pelajar lainnya dari 75 negara.
Baca juga: Ikut Lomba Sains Internasional, 12 Peneliti Muda Indonesia Siap ke Amerika
(mrs/vit)











































