Di lapak-lapak online, tusuk gigi pendeteksi boraks banyak diminati. Namun siapa sangka, di balik popularitas alat ini ada peneliti muda berprestasi yang kecewa karena merasa karyanya tidak dihargai.
"Iya. Soalnya kita yang susah payah nemuin, terus orang lain yang mengedarkan gitu aja," keluh Dayu Laras Wening, siswi SMA Negeri 3 Semarang yang bersama rekan sekampusnya Luthfia Adila menggagas ide tusuk gigi pendeteksi boraks yang diberi nama SIBODEC.
SIBODEC atau Stick Of Borax Detector adalah sebuah karya inovasi yang menyabet medali emas pada International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2014. Ini merupakan ajang internasional yang melombakan karya-karya inovatif para peneliti muda. Butuh berbulan-bulan untuk menyempurnakan alat tersebut di bawah bimbingan guru sekolah mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Diklaim Praktis, Tusuk Gigi Pendeteksi Boraks Laris Manis di Lapak Online
Maraknya penjualan tusuk gigi pendeteksi boraks di lapak-lapak online tentu membuat Wening dan rekannya kecewa. Terlebih di salah satu lapak, ada yang terang-terangan menyebut produknya 'mirip SIBODEC'. Cara kerjanya mirip, tinggal tusuk ke sampel selama 5 detik lalu amati perubahan warnanya.
"Nggak ada hubungannya sama alat kami. Kami belum produksi SIBODEC," tegas Wening kepada detikHealth melalui pesan pendek, Selasa (12/5/2015).
Sebagai bentuk kekecewaan, keduanya sempat membuat tagar #savekaryaanakbangsa saat menyampaikan tanggapan di jejaring twitter, soal penjualan tusuk gigi yang mirip dengan karya mereka. "Semacam nggak menghormati temuan anak bangsa," kata Wening.
Terkait ada satu lapak di toko online yang mencatut nama SIBODEC, Wening mengaku khawatir dan merasa dirugikan. "Belum tentu alat tiruannya itu benar, kalau misal salah dan ada kerugian nanti masyarakat takutnya nyalahin ke kita," tandasnya. Nah lho!
(up/up)











































