Tekanan darah alias tensi yang tinggi memang memperbesar risiko stroke atau penyakit kardiovaskuler. Selain itu, jika tensi tidak terkontrol, fungsi otak pun bisa terganggu.
"Penelitian menunjukkan bahwa di usia pertengahan dan memiliki hipertensi tidak terkontrol, saat berusia lanjut maka fungsi kognitifnya akan menurun," kata Dr dr Yuda Turana SpS selaku wakil ketua 1 Indonesian Society of Hypertension (InaSH).
dr Yuda menuturkan hipertensi bisa mengganggu fungsi otak lewat berbagai mekanisme. Misalnya pada kasus yang sangat ekstrem, saat tekanan darah tinggi, pembuluh darah pecah dan kondisi itu bisa memengaruhi otak. Tidak hanya tensi yang tinggi, tensi naik turun karena stres emosional atau faktor internal juga bisa berpengaruh pada fungsi otak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika tekanan darah terus-terusan tinggi, lapisan pembuluh darah pun dikatakan dr Yuda akan terkikis dan membentuk endapan serta mengurangi pasokan oksigen di pembuluh darah. Kondisi inilah yang kerap memicu aterosklerosis.
Hal itu disampaikan dr Yuda di sela-sela Konferensi Pers 'Know Your Number: Cegah Risiko terkena Stroke, Serangan Jantung, dan Gagal Ginjal' di PERKI House Building, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2015).
Dokter yang praktik di RS Atmajaya Pluit ini mengatakan pada dasarnya tekanan darah berpengaruh pada pembuluh darah. Nah, hampir sebagian besar area otak termasuk hipokampus (pusat memori) dan korteks (fungsi kecerdasan) membutuhkan peranan pembuluh darah. Sehingga, dikatakan dr Yuda hipertensi hampir berisiko di seluruh area otak.
"Seperti demensia, stroke, aliran darah yang terganggu, white matter abnornmalities, terkait dengan hipertensi. Jadi hipertensi bisa juga berdampak pada otak, fungsi otak terganggu tidak hanya lumpuh, stroke, tapi juga fungsi kognitif. Sehingga bisa dikatakan salah satu komplikasi hipertensi ke otak," tutur dr Yuda.
Baca juga: Tak Cuma Tensi, Fungsi Organ Lain Juga Terganggu Asupan Garam Berlebih
(rdn/up)











































