dr Inge Permadhi SpGK, dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi mengatakan takaran normal protein yang diasup adalah 10-12 persen dari total nutrisi dalam sehari. Jika berlebih, kelebihan zat tersebut harus dibuang dari tubuh melalui urine.
"Nah kalau berlebih tentu kerja ginjal untuk memproduksi urinenya juga akan lebih berat. Kalau terus-terusan ya ginjalnya nanti rusak," tutur dr Inge, ditemui di Senayan City, Senayan, Jakarta Selatan dan ditulis pada Rabu (20/5/2015).
Baca juga: Ini Ciri Urine Orang yang Ginjalnya Bermasalah
Apa yang dikatakan dr Inge bukan tanpa bukti. Ia pernah memiliki pasien yang sedang dalam proses membangun otot. Pasien tersebut hanya mengonsumsi whey protein di pagi hari, daging merah, ikan, putih telur dan susu saja.
Pasien tersebut mengeluh lemas kepada dr Inge. Setelah diperiksa ternyata memang ginjalnya sudah bermasalah. Untuk itu, dr Inge mewanti-wanti agar konsumsi protein tidak berlebihan, meskipun tujuannya untuk membangun otot.
"Yang sehat itu kadar proteinnya 0,8 - 1,2 gram per kilogram berat badan. Satu putih telur saja sudah 6-7 gram. Kalau makan 20 putih telur sehari sudah berapa kadar proteinnya?" urainya lagi.
Baca juga: Lomba Buat Mesin Cuci Darah Termurah dengan Hadiah Rp 1 M, Siapa Mau Ikut?
Memang, bagi atlet atau binaragawan yang massa ototnya besar, kebutuhan akan proteinnya juga lebih besar. Hal ini dikarenakan fungsi protein yang menyembuhkan atau meregenerasi sel-sel di otot.
Namun sekali lagi, ia berpesan agar bijak dalam mengonsumsi protein. Baik itu protein dari makanan maupun produk susu atau suplemen dan sejenisnya. Akan lebih baik jika konsumsi protein bagi atlit atau binaragawan mengikuti petunjuk dokter masing-masing.
"Binaraga memang butuhnya lebih banyak, tapi tetap harus dihitung. Berapa yang dibutuhkan untuk mempertahankan ototnya, menu makanan yang cocok apa saja," pungkasnya.
(M Reza Sulaiman/AN Uyung Pramudiarja)











































