Faktor Keturunan Jadi Penyebab Kebotakan Dini? Ah, Belum Tentu

Faktor Keturunan Jadi Penyebab Kebotakan Dini? Ah, Belum Tentu

- detikHealth
Kamis, 21 Mei 2015 07:22 WIB
Faktor Keturunan Jadi Penyebab Kebotakan Dini? Ah, Belum Tentu
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Usia Anda kurang dari 25 tahun dan mulai mengalami kebotakan? Jangan buru-buru panik. Ingatlah bahwa rambut pasti akan rontok secara rutin dan alami sesuai dengan siklusnya. Yang terpenting adalah saat rambut mulai rontok, kemungkinan pertama bisa disebabkan oleh stres akibat kegiatan yang super padat.

Pada dasarnya, kebotakan bisa dialami wanita dan pria tanpa mengenal usia. Penurunan kualitas rambut memang bukanlah hal yang baik, hal ini dapat mengurangi rasa percaya diri dan cenderung membuat seseorang akan menutup diri. Sayangnya, gejala androgenic alopecia atau kebotakan pada pria dapat dialami mulai usia 20 tahun dengan gejala awal hilangnya rambut di dekat kening dan perlahan menyebar ke seluruh kepala. Biasanya seluruh proses ini dapat berlangsung selama 15 hingga 25 tahun lalu pria akan benar-benar botak.

Tidak ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam memperbaiki kebotakan. Tidak ada obat yang pasti, namun ada dua perawatan efektif yang memungkinkan dapat dicoba. Misalnya saja, dengan mengonsumsi propecia (finasteride) yaitu pil yang harus ditebus dengan resep dokter guna mengurangi kadar hormon. Nah, pil ini diyakini bisa memperlambat proses kerontokan pada rambut. Alternatif lainnya yakni dengan menggunakan Rogaine (minoxidil) yang merupakan pengobatan topikal untuk membantu menutrisi bagian rambut yang rontok. Dalam beberapa kasus, efek negatif dari propecia adalah mengorbankan hasrat seks. Sedangkan rogaine yang dikonsumsi dua kali sehari dapat mengiritasi kulit.

Selain karena menjadi hal yang normal, terkadang botak kerap disebut sebagai keturunan dan disebabkan oleh kromosom ibu. Banyak orang percaya bahwa rambut rontok diturunkan oleh genetik ibu, sebetulnya kemungkinan ini juga bisa diperoleh dari kromosom Y ayah yang memiliki rambut sedikit botak, demikian dikutip dari Medical Daily. Sementara, sebuah penelitian pernah mengonfirmasi bahwa kebotakan memang diperoleh dari turunan orang tua namun tak selalu datang dari ibu. Biasanya tiap helai rambut baru akan tumbuh selama dua sampai enam tahun. Dengan pola kebotakan pada pria, folikel rambut atau pori-pori pada kepala akan mengecil lalu akan tumbuh rambut yang lebih halus dan tipis.

Baca juga: Kondisi Rambut Seperti Ini Bisa Tunjukkan Apa yang sedang Dialami Tubuh Lho

Selain terkait faktor keturunan, kebotakan juga berkaitan dengan kesehatan tubuh. Penyebab utama kebotakan bisa diperoleh dari faktor psikologis terutama jika terjadi sebelum usia 20 tahun-an. Peneliti mencurigai kebotakan pada laki-laki erat kaitannya dengan penyakit jantung, hipertensi dan kolesterol tinggi. Studi ini menemukan seseorang yang sering mengalami serangan jatung biasanya disertai dengan kebotakan. Studi lain yang melibatkan 250 pria yang berusia 35 tahun sampai 65 tahun menemukan rata-rata 80 persen mereka pernah mengalami serangan jantung dan kebotakan.

Sementara para ahli mengklaim efek ini mungkin disebabkan oleh kelebihan testosteron. Pria yang mengalami kerontokan rambut harus mulai memelihara kesehatan jantung dan kesehatan tekanan darah secara keseluruhan. Jika Anda mulai kehilangan rambut, mungkin ini waktunya untuk mengubah pola hidup dengan cara berhenti merokok, mengurangi minuman beralkohol dan memulai program latihan diet untuk meningkatkan kesehatan jantung.

Terkait kebotakan, dr Eddy Karta SpKK menuturkan kebotakan karena faktor genetika bisa diperbaiki selama folikel rambut masih ada, yang ditandai dengan pori pori masih berambut. Karena kondisi ini bukan penyakit tapi merupakan kondisi bawaan dan berhubungan dengan usia.

"Selama dilakukan perawatan, rambut akan bertumbuh. Sebaliknya, rambut akan berkurang jika perawatan dihentikan. Selain faktor genetik, rambut rontok juga bisa dipengaruhi gaya hidup misalnya stres atau pola makan yang buruk," tutur dr Eddy kepada detikHealth beberapa waktu lalu dan ditulis pada Kamis (21/5/2015).

Baca juga: Kenapa Rambut Uban Tidak Boleh Dicabut?

(Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)

Berita Terkait