Gara-gara Polusi Udara, Hampir 60 Persen Warga Jakarta Sakit Pernapasan

Gara-gara Polusi Udara, Hampir 60 Persen Warga Jakarta Sakit Pernapasan

M Reza Sulaiman - detikHealth
Kamis, 21 Mei 2015 12:53 WIB
Gara-gara Polusi Udara, Hampir 60 Persen Warga Jakarta Sakit Pernapasan
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Polusi udara menjadi salah satu masalah kesehatan yang mengancam kota-kota besar, termasuk Jakarta. Sebuah studi bahkan mengatakan hampir 60 persen penduduk Jakarta mengidap gangguan pernapasan akibat polusi udara.

Dr Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSC, Peneliti Perubahan Iklim dan Kesehatan Lingkungan dari Universitas Indonesia, mengatakan bahwa studi yang dilakukannya pada tahun 2010 menempatkan gangguan pernapasan sebagai penyakit yang paling banyak diderita oleh warga Jakarta. Sebesar 57,8 persen penduduk Jakarta mengidap penyakit pernapasan karena polusi.

"Yang paling tinggi itu Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 25,5 persen. Kedua adalah penyakit jantung koroner kurang lebih 16 persen. Dan ketiga itu asma 12,6. Sisanya terbagi menjadi pneumonia dan lain-lainnya, yang kalau ditotal jumlahnya 5‎7,8 persen," ungkap Dr Budi, dalam temu media Afrin Legakan Hidung Tersumbat di The Belly Clan, Intiland Tower, Jl Jend Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (21/5/2015).

Baca juga: Tak Cuma Asap Rokok, Asap Saat Memasak pun Bisa Berbahaya Bagi Kesehatan

Dijelaskan Dr Budy bahwa penyakit akibat polusi udara terbagi menjadi dua bagian. Yakni ‎penyakit yang disebabkan oleh gas dan penyakit yang disebabkan oleh partikel debu.

Penyakit yang disebabkan oleh gas biasanya merupakan penyakit jangka panjang. Gas mengandung bahan kimia beracun hasil pembuangan kendaraan bermotor seperti karbon monoksida, sulfur dan lain-lain masuk ke tubuh dan mengendap. ‎Bahan kimia beracun tersebut mengendap dan terakumulasi hingga dapat menyebabkan kanker.

Sementara penyakit akibat partikel debu biasanya hanya menyerang sistem pernapasan atas. Partikel debu dengan ukuran 10 mikron biasanya tersangkut di tenggorokan dan menyebabkan batuk ataupun hidung tersumbat. Dan partikel yang lebih kecil lagi, ukuran 2,5 mikron, dapat masuk ke saluran bronchi dal alveoli di paru-paru dan menyebabkan asma.

Meski tidak berakibat fatal, hidung tersumbat tentunya akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Karena itu, pria yang juga tergabung dalam Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia ini mengatakan langkah-langkah pencegahan harus dilakukan.

"Bisa bawa obat penyemprot hidung, atau pasang air purifier di ruangan. Boleh juga pakai masker tapi yang rapat, jadi partikel-partikel ukuran kecil juga nggak bisa masuk," urainya.

Baca juga: Tak Cuma Bagi Paru, Ini Bahaya Lain Polusi Terhadap Kesehatan Tubuh

(M Reza Sulaiman/Nurvita Indarini)

Berita Terkait