Selain petugas kesehatan, satu kasus yang terkonfirmasi ada pada orang yang berbagi ruangan dengan pasien pertama kasus MERS. Dua kasus lagi menimpa orang yang mengunjungi kamar institusi di mana pasien pertama dirawat pertama kali.
Transmisi penyakit terjadi sebelum orang-orang sadar MERS telah memasuki Korsel ujar pihak kementerian seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (4/6/2015).
Baca juga: Dampak MERS di Korsel: Kunjungan Wisata Turun, Penjualan Masker Meningkat
Sejauh ini sudah ada dua korban meninggal akibat MERS dan ada ketakutan dan kecemasan dari publik yang dilaporkan meningkat tajam. Ratusan sekolah di Seoul dan sekitarnya tutup untuk mengatisipasi semakin meluasnya wabah MERS. Pemerintah Korsel sejauh ini masih terus melacak siapa saja yang pernah atau mungkin bertemu dengan pasien pertama untuk mengetahui penyebaran penyakit.
Sementara itu Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Dr H.M. Subuh, MPPM, mengatakan Indonesia telah melakukan tindakan antisipasi dengan memperketat pintu masuk internasional. Setiap penumpang pesawat yang baru tiba dari Korea Selatan akan menjalani pemeriksaan suhu badan menggunakan thermal scanner.
Tindakan tersebut dilakukan untuk mencegah masuknya virus namun belum ada travel warning bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin keluar mengunjungi Korsel.
"Belum waktunya untuk travel warning. Kasus di Korsel juga berasal dari Timur Tengah," ujar Subuh beberapa waktu lalu.
Baca juga: Terkait MERS di Korsel, Kemenkes RI Sebut Belum Ada Travel Warning
(fds/up)











































