Tersadar Saat Dioperasi dan Merasakan Sakit, Wanita 48 Tahun Gugat RS

Tersadar Saat Dioperasi dan Merasakan Sakit, Wanita 48 Tahun Gugat RS

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Jumat, 12 Jun 2015 16:30 WIB
Tersadar Saat Dioperasi dan Merasakan Sakit, Wanita 48 Tahun Gugat RS
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
New Jersey - Caroline Coote (48) mengklaim bahwa operasi pengangkatan kantong empedu yang ia lakukan sudah menjadi mimpi buruk dan membuat dirinya trauma. Sebab, 45 menit pasca operasi berlangsung, Caroline mulai sadarkan diri dan bisa merasakan bagaimana sakitnya goresan pisau bedah selama operasi berjalan.

Atas kejadian ini, Caroline mengajukan tuntutan kepada RS tempatnya dioperasi dan juga NHS. Berdasarkan dokumen yang diterima Jersey's Royal Court, prosedur ini berlangsung di Jersey General Hospital pada Maret 2012 dan ditangani oleh dr Chadwick Taylor sebagai dokter anestesi, lalu dr James Allerdice sebagai ketua tim bedah. Awalnya, seperti tindakan operasi pada umumnya, Caroline mendapatkan infus anestesi dan relaksan otot.

"Tapi lama-kelamaan saya mulai sadar dan dalam kondisi lumpuh, saya berusaha menjerit tapi tidak bisa. Sampai saya menangis dan merasakan bagaimana sakitnya sayatan luka operasi ini. Seharusnya, tim medis menyadari munculnya air mata saya dan perubahan detak jantung saya lalu menghentikan operasi dengan segera," tutur Caroline.

Baca juga: Alami Dysanaesthesia Satu dari 500 Orang Sadar Saat Dioperasi

Dikutip dari berbagai sumber, Jumat (12/6/2015), catatan pengadilan juga menyebut saat operasi, dr Chadwick mulai melihat adanya kejanggalan pada infus anestesi, perubahan pada ventilator serta ada gerakan kecil di kepala Caroline. Ia pun menyarankan dr Allardice dan tim untuk menghentikan operasi karena kemungkinan pasien mengalami kesadaran selama prosedur itu berlangsung.

Sementara, ketiga dokter termasuk dr Allardice menyangkal jika mereka melakukan tindakan yang tidak sesuai prosedur dan termasuk kelalaian. Mereka juga menyangkal jika harus bertanggung jawab atas rasa sakit, cedera, dan kerugian yang kemungkinan dirasakan pasien. Ketika dihubungi, pihak RS tidak mau memberikan komentar.

Caroline dan tim kuasa hukumnya kini juga melakukan pengaduan ke dinas kesehatan New jersey. Atas kejadian ini, Caroline merasa sangat dirugikan karena ia merasa trauma berkepanjangan, mengalami serangan panik, tidak berani keluar rumah, dan mulai menarik diri dari pergaulan.

"Saya tinggal di Jersey dan hanya ada satu RS di sini. Saya tidak tahu kapan saya bisa sakit tapi kejadian ini sudah membuat saya traume pergi ke RS karena apa yang saya alami sangat mengerikan. Saya tidak akan pernah pergi ke RS itu lagi karena saya tidak mau melukai diri saya sendiri," tutur Caroline.

Baca juga: Memilih Tidak Dibius Saat Operasi Bedah Tumor Otak



(rdn/vta)

Berita Terkait