Dokter RSPAD Siap Pisahkan Bayi Kembar Dempet Kepala Asal Aceh

Dokter RSPAD Siap Pisahkan Bayi Kembar Dempet Kepala Asal Aceh

Nurvita Indarini - detikHealth
Senin, 15 Jun 2015 10:31 WIB
Dokter RSPAD Siap Pisahkan Bayi Kembar Dempet Kepala Asal Aceh
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Bayi kembar dempet kepala lahir di Aceh. Untuk memisahkan keduanya, tidak bisa dilakukan gegabah. Perlu pemeriksaan yang mendetail untuk memastikan apakah keduanya memiliki dua otak berbeda, atau hanya kulit luarnya saja. Tim dokter RSPAD Gatot Soebroto pun siap membantu melakukan pemisahan.

"Diminta bersama-sama ahli bedah untuk menolong pemisahan kasus craniopagus yang merupakan kelainan bawaan pada bayi asal Aceh. Untuk kasus dempet kepala, butuh banyak pemeriksaan sebelum dilakukan pemisahan," ujar Brigjen Purn dr Djoko Riyadi Sp.BS di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, dan ditulis pada Senin (15/6/2015).

Baca juga: Kembar Siam Dempet Kepala Syakira-Zahira Dioperasi di RSCM

Bayi tersebut, sambung dr Djoko, lahir pada 6 Mei 2015 dan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Butuh uang yang tidak sedikit untuk membantu memisahkan kedua bayi tersebut. Untunglah dalam kegiatan pemberian penghargaan kepada Direktur RSPAD Gatot Soebroto, dr Terawan Agus Putranto Sp. Rad (K), dari Hendropriyono Strategic Consulting berhasil dikumpulkan dana sebanyak Rp 2,2 miliar untuk membantu pelaksanaan operasi pemisahan.

"Tahap satu akan dilakukan diagnosis untuk mengetahui kelaianan secara anatomi guna menentukan apa tindakannya," imbuh dr Djoko yang juga tergabung dalam dokter kepresidenan.

Bayi kembar tersebut bernama Fitri Rahmawati dan Fitri Sakinah. Keduanya rencananya akan dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto pada pekan ini.

Baca juga: Dokter RSUZA Tangani Bayi Kembar Dempet Kepala Asal Aceh Tenggara

"Kami belum melihat kondisi bayi. Belum tahu langkah apa yang akan dilakukan. Perlu dilihat apakah otaknya dua atau hanya satu, apakah pembuluh darahnya menyatu, atau keulit kepalanya saja yang menyatu," tambah dr Djoko.

Rencana operasi pemisahan bayi tersebut mengingatkan pada kasus serupa yang dialami Yuliana dan Yuliani. Keduanya dulu dipisahkan di RSCM. "Sekarang mereka sudah pada jadi sarjana. Yang satu bahkan sudah menjadi dokter," ucap dr Djoko.

Tahun 2012 lalu juga pernah digelar operasi pemisahan bayi kembar dempet kepala Syakira dan Zahira. Keduanya dapat dipisahkan, namun baik Syakhira maupun Zahira tidak bisa bertahan dari komplikasi perdarahan dan akhirnya meninggal.

(vit/rsm)

Berita Terkait