Meskipun mempengaruhi kualitas organ reproduksi wanita, bukan berarti pasien endometriosis bakal susah memiliki anak. Hanya saja sebuah studi terbaru mengungkapkan, wanita dengan endometriosis berisiko tinggi mengalami keguguran saat berbadan dua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti dari Aberdeen Royal Infirmary menemukan fakta ini setelah melakukan penelitian terhadap 5.375 wanita dengan endometriosis dan 8.280 wanita sehat yang tengah mengandung.
Baca juga: Gangguan yang Bikin Pasangan Susah Punya Anak
Begitu juga dengan risiko keguguran yang mencapai 76 persen, kelahiran prematur 26 persen dan kebutuhan untuk operasi caesar mencapai 40 persen. Peneliti menduga endometriosis telah menyebabkan perubahan fungsi rahim, termasuk mendorong terjadinya inflamasi di rahim yang bisa berakibat pada kerusakan kandungan.
"Tapi bila kita mendiagnosisnya sejak dini, kita dapat melakukan tindakan pencegahan, bahkan mungkin memperbaiki keadaan," tandas salah satu peneliti, Dr Lucky Saraswat seperti dikutip dari BBC, Selasa (16/6/2015).
Apalagi endometriosis tergolong sulit diidentifikasi, meskipun terjadi pada 2-10 persen wanita. Selama ini endometriosis hanya diketahui dari gejalanya, seperti nyeri haid yang luar biasa atau terus-menerus.
Untuk itu, lanjut Dr Saraswat, wanita dengan endometriosis perlu mendapatkan pengawasan ekstra, seperti lebih sering menjalani scan ultrasound selama masa kehamilan.
Baca juga: Alasan di Balik Periode Menstruasi yang Terlalu Panjang
Sebelumnya Prof Dr dr Ali Baziad, SpOG(K) dari Fakultas Kedokteran UI/RSCM mengatakan, "30-50 persen wanita yang menderita endometriosis mengalami gangguan kesuburan." Akan tetapi bukan berarti wanita dengan endometriosis pasti tidak bisa punya anak, bahkan pada saat hamil, nyeri yang disebabkan oleh gangguan ini cenderung berkurang, kendati tidak menyembuhkan.
Untuk memastikan apakah seorang wanita terkena endometriosis atau tidak, Prof Ali menjelaskan perbedaan antara nyeri haid biasa dengan gejala endometriosis. "Kalau sedang menstruasi terasa sangat sakit sampai nggak bisa ngapa-ngapain, lalu hilang setelah minum obat nyeri, itu bisa dicurigai endometriosis," katanya kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
Namun tak semua nyeri haid dapat dicurigai sebagai gejala endometriosis. Berikut gejala yang perlu diwaspadai menurut Prof Ali:
1. Nyeri haid yang terasa mendalam, biasanya sehari sebelum menstruasi atau puncaknya pada hari pertama/kedua menstruasi
2. Nyeri haid yang sangat menyakitkan dan tak hilang meski sudah diberi obat pereda nyeri
3. Darah haid yang keluar sangat banyak dengan masa haid yang lebih panjang
Hati-hati, Endometriosis Tingkatkan Risiko Keguguran
Selasa, 16 Jun 2015 12:32 WIB
Aberdeen -











































