Penjelasan Dokter Soal Anak Sehat Meski Tak Divaksinasi

Penjelasan Dokter Soal Anak Sehat Meski Tak Divaksinasi

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Selasa, 16 Jun 2015 14:45 WIB
Penjelasan Dokter Soal Anak Sehat Meski Tak Divaksinasi
Jakarta - Vaksinasi merupakan upaya untuk melindungi anak terserang penyakit-penyakit berbahaya. Meski begitu, masih ada sebagian orang yang menolak vaksinasi dengan berbagai alasan.

dr Piprim B Yanuarso, SpA(K), Sekretaris Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa vaksinasi merupakan upaya manusia untuk menciptakan antibodi tubuh terhadap kuman atau penyakit tertentu. Jika memang anak tidak divaksin namun tetap sehat dan aktivitas lancar, ada dua kemungkinan penyebabnya.

"Pertama tentu saja anak belum bertemu dengan kuman penyakit yang menularnya. Kalau komunitasnya relatif sehat ya aman-aman saja. Tapi begitu ada satu anak sakit dan menular, bisa-bisa satu kelompok anak itu tertular semua," tutur dr Piprim, dalam temu media GSK Smart Parents, Protected Children di Gran Melia Hotel, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (16/6/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Gerakan Antivaksin Menjamur, Begini Komentar si Cantik Artika Sari Devi

Yang kedua menurut dr Piprim, anak terlindungi dari penyakit karena kekebalan komunal. Artinya, jumlah anak yang sehat dan divaksinasi lebih banyak daripada yang tidak. Oleh sebab itu, potensi penularan penyakit pun menjadi berkurang.

Di sisi lain, ada juga kelompok orang tua yang menganggap vaksin tidak perlu karena sudah memberikan ASI ekslusif kepada anak. Beberapa orang lainnya juga menolak karena dianggap tak alami dan natural, serta lebih memilih madu, kurma atau obat-obatan herbal lainnya.

Baca juga: Asal Rutin Divaksin, Hepatitis B Bukan Halangan Wanita untuk Bisa Hamil

Terkait hal tersebut, dokter yang juga pemilik klinik Rumah Vaksin ini mengatakan vaksinasi berbeda prinsipnya dengan pemberian ASI atau obat-obatam herbal. Vaksinasi merupakan pemberian kuman ke dalam tubuh yang sudah dilemahkan, dimatikan, atau ditidurkan, untuk merangsang tubuh membentuk antibodi terhadap kuman tersebut.

"Kalau ASI itu memang termasuk imunisasi, tapi pasif. Dalam artian meski ASI anak sudah dapat daya tahan tubuh dari ibu, harus ada vaksinasi aktif supaya bisa melindungi anak dari kuman-kuman yang lebih berbahaya seperti rotavirus, pneumokokus dan lainnya," tutur dr Piprim. (mrs/vit)

Berita Terkait