Menanggapi hal ini, pakar seks Prof Debby Herbenick PhD mengatakan suatu kesalahan jika pasangan suami istri berpikir frekuensi bercinta satu-satunya penentu kepuasan hubungan di ranjang. Sebab, menurut Herbenick, kualitas bercinta memegang peranan lebih penting.
Ia menuturkan, jika memang suami dan istri sering bercinta kemudian waktunya memungkinkan, sah-sah saja dilakukan. Tapi, Herbeninck menegaskan bahwa aktivitas bercinta haruslah disetujui oleh kedua belah pihak hingga tidak hanya suami atau istri saja yang merasakan kepuasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Mainan Seks yang Bisa Bikin Anda Tercengang
"Buat apa Anda sering bercinta tapi setiap sesi tidak pernah dinikmati oleh kedua elah pihak? Ingat, hubungan intim yang sehat harus dilakukan atas kehendak suami dan istri lalu mereka juga sama-sama bisa menikmatinya," tutur Herbenick.
Hanya saja, amat tidak disarankan bagi pasutri untuk membandingkan frekuensi bercinta mereka dengan pasangan lainnya. Herbenick mengatakan, ketika Anda lebih jarang bercinta ketimbang pasangan yang lain, bukan berarti rumah tangga Anda tidak lebih bahagia dari mereka.
"Terbukalah dengan pasangan dan perlakukan dia seperti teman dan partner Anda, bukan seperti bintang porno. Lakukan foreplay yang cukup dan pastikan mood Anda serta pasangan dalam keadaan baik. Dengan begitu, kepuasan di ranjang akan dengan mudah didapat," tutur Herbenick.
Baca juga: Capai Orgasme dengan Mudah Lewat Olahraga, Begini Caranya
(rdn/up)











































