Anak dari ibu diabetes memiliki prestasi akademik yang 'berbeda' dibandingkan anak lainnya. Hal tersebut dikaitkan dengan seberapa baik sang ibu mengontrol gula darah sebelum dan selama kehamilan.
Meskipun demikian, dr Sine Knorr dari Aarhus University Hospital yang memimpin penelitian tersebut menyebut bahwa masih belum jelas jika tingkat gula darah selama kehamilan memengaruhi otak anak secara langsung atau faktor keluarga yang memengaruhi kemampuan ibu untuk mengontrol gula darahnya juga berkontribusi terhadap perkembangan kognitif anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak yang lahir dari ibu dengan kontrol gula darah yang bagus cenderung memiliki nilai akademik yang lebih tinggi dari rata-rata. Namun sebaliknya, ibu yang tidak mengontrol dengan baik diabetesnya sebelum dan selama kehamilam memiliki anak yang prestasinya lebih rendah. Tim peneliti juga menemukan terdapat hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan ibu dan kontrol gula darahnya. Semakin berpendidikan seorang wanita, semakin baik ia mengontrol diabetesnya.
Baca juga: Jangan Malas! Olahraga Jadi Kunci Kontrol Gula Darah Pasien Diabetes
"Kehidupan sosial, psikologi, dan kognitif ibu juga meningkatkan kontrol diabetes dan memperkaya pemahaman ibu mengenai lingkungan anak. Ini didukung oleh fakta bahwa wanita dengan kontrol diabetes yang baik di masa kehamilan dapat melahirkan anak dengan akamedik yang lebih baik daripada ibu tanpa diabetes," ucap dr Florence Brown, direktur Joslin Diabetes Center yang tidak terlibat dalam penelitian, seperti dikutip dari Reuters pada Senin (29/6/2016).
Hasil penelitian tersebut hanya berlaku bagi diabetes tipe 1 yakni bentuk penyakit yang jarang, biasanya muncul sejak kecil, dan dapat dikontrol dengan insulin. Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang lebih umum, banyak didiagnosis, dan memiliki faktor penyebab yang berbeda. Sebagai tambahan, ada juga diabetes gestational yang terjadi selama kehamilan dan biasanya hilang setelah bayi lahir.
"Saya tidak tahu apakah penelitian ini bisa untuk wanita dengan gestational atau diabetes tipe 2. Jadi, kita tidak bisa menerapkan hasil penelitian kepada tipe diabetes yang lain," ucap dr Jorge H Mestman, Direktur University of Southern California Center for Diabetes and Metabolic Disease di Los Angeles.
"Secara keseluruhan, penelitian sangat provokatif dan hasilnya menarik tetapi perlu dilakukan penelitian lagi. Ibu dengan gula darah yang sangat buruk bisa menyebabkan komplikasi lain dan hal tersebut perlu diperhitungkan," imbuh Jorge.
Baca juga: Dengan Edukasi, Pengidap Diabetes Tipe 2 Bisa Puasa dengan Aman Kok
(vit/vit)











































