Alami Kanker Tulang di Masa Kecil, Kini Nimas Jadi Calon Ahli Gizi

Kisah Inspiratif Penyintas Kanker

Alami Kanker Tulang di Masa Kecil, Kini Nimas Jadi Calon Ahli Gizi

Nurvita Indarini - detikHealth
Senin, 29 Jun 2015 20:06 WIB
Alami Kanker Tulang di Masa Kecil, Kini Nimas Jadi Calon Ahli Gizi
Nimas (Foto: Vita/detikHealth)
Jakarta - Di usia 12 tahun, umumnya anak-anak perempuan jadi semakin sibuk mengeksplorasi dunianya. Namun Nimas Mita Etika M harus berjuang melawan osteosarcoma proximal tibia tipe konvensional atau kanker tulang stadium 2B.

Kanker itu mengharuskam Nimas menjalani enam siklus kemoterapi dan enam kali operasi. Kekurangan darah kerap kali membuat Nimas harus mendapatkan donor. Dia pun harus tabah saat tubuhnya berkali-kali disuntik jarum. Apakah Nimas menyerah? Tidak!

Saking seringnya disuntuk malah membuat Nimas tak lagi takut jarum suntik. Bagaimana tidak, dalam seminggu Nimas bisa mendapat 4 sampai 6 kali suntikan. Bahkan bekas jarum di tubuhnya sampai saat ini masih berbekas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Efek kemo yang dijalani Nimas, rambutnya rontok meninggalkan kepala yang plontos. Berat badannya menurun drastis, belum lagi rasa mual dan pusing yang melanda. Bahkan Nimas sempat koma selama 5 jam akibat obat tersebut.

"Saya sempat cuti sekolah selama setahun. Untuk kembali ke sekolah tentu butuh keberanian. Saya pakai tongkat, lalu pakai alat dari paha sampai bawah untuk menunjang kegiatan," kisah Nimas dan ditulis pada Senin (29/6/2015).

Baca juga: Alvita, Dokter yang Saat Kecil Berhasil Taklukan 2 Jenis Kanker

"Karena ketinggalan satu tahun, saya masuk di lingkungan baru. Awalnya banyak yang meremehkan. Waktu masuk saya gendut, botak, pakai tongkat, pakai alat yang aneh. Tapi saya jalani saja, bahwa yang menjalani ini adalah orang-orang terpilih," sambung perempuan berusia 21 tahun ini.

Ketika Nimas memutuskan kembali bersekolah, sang ibunda berusaha keras mewujudkannya. Bagaimana tidak, mereka tidak memiliki kendaraan sehingga membawa Nimas ke sekolah dengan kondisinya itu tentu bukan perkara gampang.

"Lalu beli motor yang dimodifikasi agar dia bisa duduk dengan nyaman. TIga bulan saya antar dan saya tunggu seperti menunggu anak TK. Karena benar-benar saya tunggu sampai selesai sekolah," kenang Rita, sang ibunda Nimas.

Untunglah Nimas bisa bersosialisasi dengan baik di sekolah dan mengejar ketertinggalannya. Bahkan Nimas berhasil masuk ke kelas unggulan di sekolah.

"Bayangkan anak dengan kekurangan bisa meraih poin pertama di kelas," ucap Rita dengan suara bergetar.

Ya, Nimas adalah satu dari sekian banyak survivor alias penyintas kanker yang menunjukkan dirinya bisa berprestasi. "Sekarang saya mahasiswi gizi Universitas Indonesia. Sekarang mungkin dilihatnya hebat. Itu semua tergantung bagaimana kita membawa diri dan bergaul," ucap Nimas.

Baca juga: Perjuangan Rini Hantam Leukemia di Masa Kecil
Halaman 2 dari 1
(vit/mrs)

Berita Terkait