dr Hardianto, SpPD dari Digestive Clinic RS Siloam Kebon Jeruk mengatakan sejatinya sebagian besar kanker usus besar bisa dicegah. Caranya tentu saja dengan mengadopsi gaya hidup sehat, dan melakukan skrining atau pemeriksaan dini secara berkala.
"Cara untuk mencegah tentu saja dengan menjalani pola hidup sehat. Tidak merokok, menjauhi alkohol, makan bergizi dan seimbang. Selain itu melakukan pemeriksaan dini secara rutin dan berkala," tutur dr Hardianto dalam temu media RS Siloam Kebon Jeruk di Restoran Rasane, Puri Indah, Jakarta Barat, seperti ditulis Kamis (2/7/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan dr Hardianto, semakin dini ditemukan maka peluang untuk menyembuhkan kanker akan semakin besar. Pada kanker kolorektal, kanker yang ditemukan pada stadium paling awal memiliki angka harapan hidup hingga 90 persen.
dr Epistel P Simatupang, SpPD-KGEH FINASIM, juga dari Digestive Clinic RS Siloam Kebon Jeruk, menyebut bahwa ada dua kelompok yang wajib melakukan pemeriksaan dini. Kelompok pertama adalah kelompok dengan risiko rendah, dan kedua adalah kelompok risiko tinggi.
Kelompok dengan risiko rendah adalah orang-orang yang memiliki berat badan berlebih, sering mengonsumsi makanan tidak sehat (junk food dan instan) serta sering memiliki masalah pencernaan. Pada kelompok ini, skrining sebaiknya dilakukan setiap 5 tahun sekali ketika usia mulai menginjak di atas 45 tahun.
Sementara kelompok kedua dengan risiko tinggo merupakan orang yang memiliki sejarah kanker usus besar di keluarganya. Pada kelompok ini sangat disarankan untuk mulai melakukan pemeriksaan ketika sudah berusia di atas 30 tahun.
"Namun jika BAB sudah mengeluarkan darah, atau perut sering terasa nyeri itu sudah gejala yang tidak boleh diabaikan. Harus segera memeriksakan diri ke dokter dan melakukan kolonoskopi untuk mengetahui penyebabnya," pungkasnya.
Baca juga: Masih Adaptasi, Berbuka Puasa Sebaiknya Jangan Langsung Makan Besar (mrs/up)











































