"Bisa fatal akibatnya jika tidak kita skrining dengan baik. Ini problem tersembunyi pada bayi prematur," kata Dr dr Johanes Edy Siswanto, SpA(K) usai mempertahankan disertasinya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, seperti ditulis Jumat (10/7/2015).
Risiko kebutaan bisa dicegah melalui skrining sedini mungkin pada bayi prematur. Jika terdeteksi, koreksi bisa dilakukan antara lain dengan laser. Keterlambatan skrining bisa membuat ROP semakin parah, dan risiko terburuk yang dihadapi adalah lepasnya retina mata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jangan Khawatir, Kondisi Terlahir dengan Satu Testis Masih Bisa Ditangani
Dalam disertasinya, dr Edy Jo, demikian ia akrab disapa, menguji hubungan variasi gen Norrie Disease Pseudoglioma (NDP) dan pemberian oksigen terhadap berkembangnya ROP. Gen NDP dipilih sebagai faktor prediksi karena hasil pemeriksaan matanya mirip pada ROP.
"Gen NDP menjadi semacam faktor prediksi. Jika saat awal diperiksa gen NDP-nya positif, maka treatment haris lebih cepat. Terapi lebih cepat artinya kemungkinan terjadinya kebutaan menjadi lebih kecil," jelas dr Edy Jo yang dalam sidang promosi doktoral tersebut dinyatakan lulus dengan sangat memuaskan.
Baca juga: Studi Sebut Dua Cara Ini Efektif Kurangi Risiko Penularan TB Pada Anak (up/vit)











































