Ketombe dikatakan dapat menular kepada orang lain. Tak sedikit juga yang mengatakan ketomber muncul karena tak rajin merawat kulit kepala. Nah, detikHealth pun mencoba merangkum fakta dan mitos ada soal ketombe, seperti ditulis Senin (13/7/2015).
1. Akibat jamur
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
"Jamur ini memang secara normal ada di kepala baik yang individu sehat ataupun dengan ketombe," kata dr Eddy Karta, SpKK dari EDMO Clinic Jakarta.
Dengan kata lain, semua orang memiliki jamur Mallasezia di kepalanya. Bisa dikatakan Mallasezia merupakan flora normal yang tumbuh di kepala.
2. Bisa menular
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
"Banyak orang khawatir penggunaan sisir dan tutup kepala bisa menularkan jamur penyebab ketombe. Dikatakan tidak akan menular karena semua orang memang mempunyai jamur tersebut di kulit kepalanya," ungkap dr Eddy lagi.
3. Ada faktor pencetus
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
"Ketombe baru bisa muncul kalau ada faktor pencetusnya," kata dr Lili Legiawati, SpKK dari Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Cipto Mangunkusumo.
Faktor pencetus yang dimaksud dr Lili antara lain produksi minyak yang berlebih di kulit kepala, stres dan juga gangguan kesehatan seperti stroke. Penurunan daya tahan tubuh seperti pada pengidap HIV (Human Imunodeficiency Virus) juga bisa menjadi pencetus munculnya ketombe.
4. Gonta-ganti sampo
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
"Kulit kepala memang bisa menjadi teriritasi dan kering saat menggunakan shampo yang tidak tepat, baik jenis maupun frekuensinya yang terlalu sering. Mengganti shampo disarankan saat kondisi kulit kepala dan rambut kita berubah, baik karena gaya hidup maupun usia," terang dr Eddy.
Menurut dr Eddy, kulit kepala yang mengelupas dan menjadi ketombe di seluruh kepala merupakan penyakit radang. Yang paling umum adalah radang kelenjar minyak. Ketombe biasanya juga disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari ragi berbahaya. Pada beberapa orang, ragi tersebut akan memakan kelenjar minyak di bawah kulit kepala dan sel kulit mati pada kulit kepala, yang dapat menyebabkan sel-sel kulit menumpahkan limbah berupa serpihan putih yang disebut ketombe.
5. Sampo malah sebabkan ketombean?
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
Menanggapi hal ini, ahli kulit kepala atau trikologis David Salinger mengatakan gerakan tanpa sampo mungkin dapat dilakukan oleh orang yang bekerja kantoran. Tidak semua orang cocok mengikuti gerakan tanpa sampo.
"Saya yakin jika dilakukan oleh semua orang, banyak yang akan memiliki masalah kesehatan kulit kepala jika tidak menggunakan sampo," ujar Salinger.
Salinger mengatakan salah satu alasan yang mungkin membuat orang meninggalkan sampo adalah teori bahwa sampo menghilangkan minyak alami dari kulit rambut. Akan tetapi teori tersebut tidak dapat diandalkan karena produksi minyak alami di rambut tidak terpengaruh oleh sampo.
6. Alis mata berketombe
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
"Ketombe alis mata disebut juga dermatitis seboroik," ujar dr Eddy.
Menurut dr Eddy, jika ditemukan ketombe di alis mata yang berlangsung cukup lama atau sering terjadi, maka harus dilakukan pengobatan. Tapi jangan sembarangan, karena pengobatannya perlu pengawasan dari dokter.
"Cara mengatasinya juga memakai sampo anti jamur, obat cair yang mengandung kostikosteroid yang dioleskan di kulit kepala, dan minum obat kostikosteroid," imbuhnya.
Halaman 2 dari 7











































