Gadis ini pertama kali jatuh sakit tepatnya empat tahun lalu, saat ia dan keluarganya pulang berlibur dari Kanada. Ia hanya mengatakan tak enak badan. Tak disangka ketika diperiksa, ia didiagnosis mengidap gangguan ginjal dan butuh transplantasi secepatnya.
Beberapa hari setelah kepulangannya dari Kanada, kulit Charlotte Archer-Gay tampak membengkak. Khawatir, orang tuanya pun membawa Charlotte ke Great Ormond Street Hospital. Di sana gadis yang masih berumur 15 tahun itu didiagnosis terkena sindrom nefrotik, atau kondisi di mana terjadi kebocoran protein dari ginjal dalam jumlah besar.
Namun meski Charlotte bolak-balik ke rumah sakit dan meminum berbagai obat, di tahun 2013, dokter menyatakan bahwa Charlotte nyaris mengalami gagal ginjal. Ia pun terpaksa merelakan kedua ginjalnya diangkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan salah satu bagian rumah mereka di Romford, Essex disulap menjadi klinik untuk mengakomodasi perawatan Charlotte. Baik Gay dan sang istri, Denise juga bergantian tidur di samping Charlotte untuk memastikan mesin dialisisnya bekerja dengan baik.
Hanya saja karena prosedur dialisis yang makan waktu, Charlotte hanya bisa datang ke sekolah setengah hari. Charlotte juga tak lagi bisa bermain badminton dan berenang.
Kenyataan makin pahit ketika Charlotte dikatakan harus mendapat organ cangkokan secepatnya. Sayangnya meski ke-21 anggota keluarga dan teman-temannya menjalani tes, tak ada satupun yang cocok menjadi donor. Hingga kemudian dokter menyarankan agar Charlotte menjalani transplantasi terobosan baru.
"Kami bertemu dengan seorang pakar dalam prosedur ini, namanya Dr Nizam Mamode. Kami diberitahu bahwa saya dapat memberikan ginjal saya meskipun golongan darah kami berbeda," terang Gay seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (13/7/2015).
Persyaratannya adalah Charlotte diharuskan menjalani plasmapheresis. Dalam prosedur ini, sejumlah antibodi yang ada pada plasma darah Charlotte dibersihkan, sehingga tubuhnya takkan menolak atau menyerang organ yang dicangkokkan.
Prosedur pembersihan ini dilakukan selama empat hari menjelang operasi. Namun nyatanya hasilnya tak sesuai harapan. Tubuh Charlotte tidak merespons prosedur ini dan jumlah antibodi di tubuhnya tetap sama. Bahkan beberapa jam sebelum operasi dilakukan, antibodi Charlotte tak juga mau turun.
Baca juga: Baru Berusia 6 Hari, Bayi Ini Jadi Donor Termuda di Inggris
Gay sempat putus asa, hingga tiba-tiba saja ia mendapat SMS dari sang istri yang menyatakan bahwa antibodi Charlotte menurun dan ia siap dioperasi. "Dalam waktu satu jam, saya langsung dibawa ke ruang operasi," lanjut Gay.
Beruntung operasi berjalan lancar dan kini keduanya sudah dinyatakan pulih. Charlotte hanyalah satu dari hanya 12 anak saja di Inggris yang menjalani prosedur tak lazim ini. Sebab biasanya prosedur ini diperuntukkan bagi pasien dewasa.
Meski operasinya berhasil, Charlotte masih harus meminum 28 jenis obat anti-penolakan untuk seumur hidupnya. Namun ini sepadan dengan apa yang didapat Charlotte saat ini, karena untuk pertama kalinya ia bisa bermain badminton dan berenang, bahkan menginap bersama teman-temannya.
Untuk membalas jasa sang ayah, Charlotte memberi nama khusus untuk ginjal barunya, yakni Bobby Moore yang merujuk pada pesepakbola legendaris idola sang ayah.
"Saya tak dapat mengungkapkan betapa besarnya terima kasih saya kepada ayah," pungkas Charlotte.
Baca juga: Sakit Langka, Gadis Cilik Ini Harus Hidup dengan Separuh Ginjal
(lil/vta)











































