Nah, kini studi baru menemukan kemungkinan deteksi dini pada anak yang memiliki kecenderungan sulit membaca. Sehingga anak tersebut nantinya bisa mendapat penanganan dini untuk membantunya dalam belajar. Para ilmuwan dari Northwestern Auditory Neuroscience Laboratory sedang mempelajari lebih lanjut studi ini agar dapat mengetahui sedini mungkin seperti apa anak-anak yang memiliki risiko kesulitan belajar nantinya.
Seberapa baik otak anak dalam mengenali suara tertentu di tengah kebisingan merupakan salah satu indikator dalam mengidentifikasi siapa yang kemungkinan memiliki masalah membaca.
Baca juga: Agar Anak Hobi Membaca, Lakukan 5 Hal Ini Sejak Dini
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menghubungkan suara dengan makna adalah kunci dasar membaca. Pengolahan pendengaran adalah bagian dari pra-perkembangan membaca. Jika otak anak lebih lambat untuk membedakan 'D' dam 'B', maka kemampuan mengenali kata-kata dan menyatukan kalimatnya bisa terpengaruh.
Dengan menggunakan EEG, peneliti mencoba mengukur respons otak terhadap suara. Caranya, peneliti melampirkan elektroda ke kulit kepala anak-anak dan merekam pola aktivitas listrik yang ada di sel saraf.
Nina menyatakan bahwa tes ini berguna untuk mengetahui seberapa baik perkembangan keterampilan bahasa anak dan kemudian, peneliti membandingkannya dengan perkembangan membaca anak-anak tersebut setahun ke depan.
Baca juga: Lebih Efektif Mana, Membiasakan Anak Membaca Lewat Buku atau E-book?
(rdn/rdn)











































