Aborsi dan Keguguran Dapat Sebabkan Komplikasi di Kehamilan Selanjutnya

Aborsi dan Keguguran Dapat Sebabkan Komplikasi di Kehamilan Selanjutnya

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Senin, 27 Jul 2015 12:31 WIB
Aborsi dan Keguguran Dapat Sebabkan Komplikasi di Kehamilan Selanjutnya
Foto: Smitt/Thinkstockphotos.com
Jakarta - Risiko komplikasi kehamilan ternyata meningkat jika pada kehamilan sebelumnya pernah terjadi keguguran atau melakukan aborsi. Hal ini berdasarkan studi yang diterbitkan di Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine.

Dr Liran Hiersch, pakar obstetri dan ginekologi dari Rabin Medical Center, Petach Tiva dan Tel Aviv University, Israel, melakukan penelitian terhadap keguguran dan aborsi yang dilakukan wanita pada kehamilan pertamanya. Ditemukan bahwa 1 dari 5 wanita melakukan aborsi atau mengalami keguguran pada trimester I di kehamilan pertama.

Baca juga: Hati-hati, Endometriosis Tingkatkan Risiko Keguguran

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian Dr Hiersch dilakukan kepada 13.000 wanita yang mengalami keguguran atau melakukan aborsi di kehamilan pertama, dengan 1.500 di antaranya mengalami keguguran atau aborsi pada trimester I. Penelitian ini dilakukan selama 5 tahun, dimulai pada tahun 2009 hingga 2014 di beberapa rumah sakit di Israel.

Dari seluruh partisipan, 53 persennya mengalami keguguran pada kehamilan kedua. 33 Persennya melakukan aborsi karena alasan medis dan 14 persen lainnya mengalami aborsi tanpa alasan medis.

Hasil lain mengungkap bahwa operasi caesar dilakukan kepada 25 persen partisipan yang pernah mengalami keguguran atau aborsi di kehamilan pertamanya. Sementara pada kelompok kontrol yang tidak pernah keguguran atau melakukan aborsi, persentase kelahiran caesar hanya 18 persen.

Partisipan yang mengalami aborsi atau keguguran di kehamilan pertama juga memiliki risiko 7 persen mengalami plasenta tertinggal. Lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang ada di angka 5 persen. Meski begitu, risiko perdarahan hebat yang terjadi akibat tertinggalnya plasenta hanya 3 persen.

Dr Hiersch mengatakan bahwa meski ada risiko komplikasi, para wanita yang pernah mengalami keguguran atau melakukan aborsi tak perlu panik. Sebab risiko komplikasi tersebut membahayakan nyawa masih sangat kecil.

"Sebagian besar wanita tidak ingin melakukan aborsi ataupun mengalami keguguran ketika hamil. Namun jikapun mengalaminya, tidak ada yang perlu ditakutkan karena kesehatan organ reproduksi mereka tetap terjaga," tuturnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (27/7/2015).

Baca juga: Lima kali Keguguran, Elliot Akhirnya Bisa Punya Anak Setelah Dihipnotis (mrs/vit)

Berita Terkait