"Insya Allah akan dicanangkan langsung oleh Bapak Presiden," kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, usai Rapat Koordinasi di kantornya, Jl Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (7/8/2015).
Target yang dicanangkan untuk tahun 2020 adalah menurunkan jumlah kasus baru filariasis hingga kurang dari 1 persen. Saat ini, diperkirakan infeksi kaki gajah masih menjangkiti 105 juta penduduk di 5 provinsi dan 241 kabupaten dan kotamadya seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyakit menular ini paling banyak ada di Indonesia bagian timur. Ada di Papua, NTT (Nusa Tenggara Timur), Maluku, Maluku Utara, dan satu lagi Papua Barat," lanjut Puan.
Gerakan eliminasi kaki gajah dilakukan dengan pemberian obat-obatan seperti albendazole dan diethyl carbamazine citrate (DEC) di daerah-daerah yang tergolong endemis. Tak luput pula, Jakarta dan daerah-daerah penyangganya yakni Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi juga termasuk dalam program ini.
Menurut Puan, salah satu penyebab kaki gajah sulit diberantas adalah faktor kebersihan. Kurangnya ketersediaan air bersih dan perilaku masyarakat yang kurang menjaga kebersihan membuat nyamuk yang menularkan cacing filaria mudah tumbuh dan berkembang biak.
"Nggak cukup hanya dengan minum obat, lingkungannya juga harus disterilkan," tegas Puan.
Baca juga: Puluhan Tahun Mengidap Kaki Gajah, Nenek Komariah Butuh Uluran Tangan (up/vit)











































