"Pokoknya sejak Gunung Galunggung meletus, itu sekitar tahun 1982," kata nenek yang mengaku berusia 52 tahun tersebut, saat ditanya kapan kakinya mulai membengkak, seperti ditulis Kamis (21/5/2015).
Ditemui di sebuah kamar kontrakan berukuran 4 meter x 4 meter di Pasar Kemis, Tangerang, Komariah menunjukkan kedua kakinya yang masih bengkak. Kaki kanannya bahkan tampak lebih besar dari badannya yang kurus kering. Kaki kiri sudah lebih kecil karena sudah dioperasi di RS Husada, Mangga Besar pada 2014. Saat itu, biaya operasi ditanggung BAZIS (Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah) DKI.
Baca juga: Tubuh Dipenuhi Tumor, Ini 5 'Manusia Gelembung' di Indonesia
Suami Komariah, Mustofa yang baru berusia 34 tahun juga sakit paru-paru dan tidak punya pekerjaan tetap. Salah seorang anak perempuan Komariah berjualan es kelapa muda di sekitar tempat tinggalnya untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk membayar kontrakan Rp 400 ribu/bulan.
Sekarang, kaki kanan Komariah yang masih bengkak karena belum dioperasi sering terasa ngilu. Efeknya, saat kambuh maka sekujur tubuh Komariah ikut meriang. Sembari menunggu biaya terkumpul, Komariah menjalani kontrol 2 bulan sekali di RS Husada Mangga Besar, Tamansari, Jakarta Barat.
Untuk ongkos berobat jalan yang rata-rata sebesar Rp 600 ribu - Rp 700 ribu, Komariah mengaku dibantu oleh layanan Dompet Dhuafa. Namun Komariah tetap harus menanggung pengeluaran lain, misalnya makan dan transportasi dari Jakarta ke Tangerang yang baginya tidak murah.
Sebenarnya Komariah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Namun ia kesulitan memanfaatkan layanan tersebut di Tangerang, sebab namanya terdaftar di Fasilitas Kesehatan Tingkat 1 di Cisaruni, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, yang merupakan kampung halamannya.
Baca juga: Penyakit Kaki Gajah Sangat Mudah Diberantas, Tapi di Indonesia Kok Awet?
(AN Uyung Pramudiarja/Nurvita Indarini)











































