Baru-baru ini wanita yang diketahui bernama Lena Lupari itu membuat pernyataan yang mencengangkan. Ia mengklaim berat badannya meningkat drastis akibat mengonsumsi 28 kaleng atau kurang lebih tujuh liter minuman berenergi setiap hari.
Bahkan bukan hanya badannya saja yang menggelembung, karena kebiasaan buruk itu otak wanita yang baru berumur 26 tahun itu membengkak dan membuat penglihatannya menjadi kabur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia baru tahu jika kebiasaan mengonsumsi puluhan kaleng minuman berenergi itu berdampak buruk pada kesehatannya, tepatnya pada bulan Juni lalu. Saat itu tiba-tiba saja Lena kolaps.
"Saya punya tiga anak yang masih kecil-kecil, satu di antaranya berkebutuhan khusus, jadi saya tak sempat memasak. Dalam sehari saya menghabiskan 28 kaleng minuman berenergi dan baru makan di malam hari, itu pun biasanya fast food atau pasta," tuturnya seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (7/8/2015).
Sebelum akhirnya kolaps, Lena juga mengaku kerap mengalami sakit kepala dan migrain, terutama dalam lima tahun terakhir. Namun karena kesibukannya mengurus ketiga buah hati, Lena hanya mengabaikan kondisi itu dan memilih obat pereda nyeri.
"Tiba-tiba saja saya tak bisa melihat dan saya tak sanggup mengangkat kepala saya dari tempat tidur. Akhirnya saya harus diopname selama enam hari," lanjutnya.
Dokter kemudian mengungkapkan penambahan berat badannya telah memicu sebuah kondisi yang disebut 'idiopathic intracranial hypertension', yang mengakibatkan pembengkakan otak karena tingginya tekanan pada tengkorak penderita. Gejalanya antara lain sakit kepala akut dan gangguan penglihatan akibat saraf mata yang ikut membengkak.
Saat ini Lena hanya bisa 'diancam' untuk segera menurunkan bobotnya, minimal sebanyak 51 kg. Jika tidak, gangguan kesehatan yang lebih buruk akan menghadangnya. "Saya memang tidak mau memakai operasi gastrik, jadi mungkin saya butuh seseorang yang bisa memotivasi saya utnuk melakukannya, seperti halnya boot camp," katanya.
Pada umumnya minuman berenergi, soda, jus buah, atau minuman botolan yang diklaim sebagai penambah stamina saat berolahraga kerap kali mengandung gula dan kafein dalam jumlah tinggi. Persoalannya, kafein bersifat sebagai stimulan yang dapat mempercepat denyut jantung.
Baca juga: Bukan Minuman Energi, Ini Asupan Terbaik untuk 'Mendampingi' Olahraga
(lll/vit)











































