Paparan Sinar UV Juga Berbahaya Bagi Kulit Berwarna Lho

Balikpapan - Selama ini orang dengan kulit berwarna cerah dikatakan lebih rentan terhadap bahaya paparan sinar ultra violet (UV). Padahal menurut pakar, bahaya sinar UV juga bisa terjadi pada orang dengan kulit berwarna.

dr Syarief Hidayat, SpKK, FINSDV, FAADV, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) mengatakan meski orang Indonesia termasuk beruntung. Dengan kulit yang berwarna kuning langsat, cokelat atau sawo matang, risiko bahaya akibat sinar UV bisa berkurang.

Baca juga: Jika Muncul 'Tahi Lalat' Seperti Ini, Waspadai Gejala Kanker Kulit

"Memang beruntung kita orang Indonesia karena pigmennya banyak. Pigmen itu kan fungsinya untuk melindungi kulit. Tapi meski begitu, risiko bahayanya tetap ada," tutur dr Syarief, dalam acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Perdoski ke-14 di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (28/8/2015).

Direktur Medis L'Oreal Group Paris, Dr Michele Verschoore, MD, Clin PhD, mengaku pernah melakukan penelitian untuk melihat pengaruh paparan sinar UV terhadap seluruh warna kulit. Warna kulit dikelompokkan menjadi 7 prototipe, dengan prototipe 1 sebagai warna kulit paling cerah (Kaukasia) dan prototipe 7 sebagai warna kulit paling hitam (Afrika).

Hasilnya, prototipe 1 sampai 6 memiliki dampak langsung ketika terpapar sinar UV. Paparan sinar UV langsung memberikan kerusakan pada lapisan dermis dan epidermis yang ada di kulit. Jika berlangsung dalam waktu lama, kulit bisa rusak dan berisiko menyebabkan kanker kulit.

"Indonesia dengan warna kulit kuning langsat dan sawo matang termasuk dalam prototipe 4 dan 5, yang berarti tetap berisiko. Apalagi wilayah Indonesia terletak di lintasan khatulistiwa yang indeks paparan sinar UV-nya termasuk tinggi," tutur Dr Verschoore, dalam simposiumnya.

Dalam jangka panjang, paparan sinar UV dapat menyebabkan kanker kulit hingga kerusakan pigmen. Sementara dalam jangka pendek, bintik hitam, keriput hingga kerut bisa muncul di wajah akibat paparan sinar UV.

Oleh karena itu, dr Syarief mengatakan perlu adanya peningkatan kewaspadaan soal bahaya sinar UV. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan tabir surya ketika akan beraktivitas di luar ruangan.

"Perdoski sebagai organisasi profesi selain memberikan pemahaman kepada dokter soal penyakit kulit akibat paparan sinar UV, juga memberikan edukasi kepada masyarakat soal pentingnya menggunakan tabir surya, terutama ketika beraktivitas di luar ruangan," tutupnya.

Baca juga: Ada Kota 'Vampir' di Brasil, Mayoritas Penduduknya Alergi Sinar Matahari

(mrs/up)