Hingga kini, pria asal Inggris tersebut masih mengeluarkan virus polio melalui kotoran saat buang air besar. Ia bukan satu-satunya yang menyimpan virus di perutnya, tapi kasus ini tercatat sebagai yang paling lama mengingat usianya sudah hampir 30 tahun.
Dikhawatirkan, kasus ini berpotensi menyebarkan penyakit polio. Upaya pemberantasan polio juga bisa terganggu jika kasus seperti ini banyak ditemukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sepulang dari Liberia, Pria Ini Terjangkit Virus Langka dan Meninggal
Sepanjang tahun 1995-2015, seorang peneliti mengamati sampel kotorannya dan menemukan virus polio dalam jumlah yang sangat tinggi. Jenis virusnya memang berbeda dengan yang terkandung di dalam vaksin, namun dikhawatirkan justru telah terjadi mutasi.
Percobaan pada tikus di laboratorium menunjukkan virus di perut pria ini bisa menyebabkan kelumpuhan, yang artinya sangat berbahaya. Namun percobaan pada darah manusia menunjukkan bahwa virus ini sebenarnya bisa dibunuh oleh antobodi pasien.
Selama ini tercatat hanya ada 73 kasus serupa, yakni virus tinggal lama di perut pasien yang divaksin. Jenis virus yang berbeda dengan kandungan vaksin polio juga ditemukan di bak-bak penampungan tinja di Slovakia, Finlandia, Estonia, dan Israel.
Baca juga: Vaksin Polio Suntik Harus Impor, Indonesia Pasti Alami Kerugian?
(up/up)











































