"Ini sebuah kejutan besar karena tubuh saya bugar dan sehat, dan saya merupakan anggota tim judo," katanya.
Reuben kemudian dirujuk untuk operasi di Charing Cross Hospital. Namun karena tumor seukuran bola golf itu berada di dekat bagian otak yang berfungsi mengatur kemampuan bahasa dan komunikasinya, mau tak mau Ruben jadi khawatir. Apalagi Reuben merupakan anggota paduan suara di kampusnya, Imperial College London.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benar saja, saat operasi dimulai, Reuben bisa diajak bicara bahkan diminta bernyanyi. Ia lantas membawakan sebuah lagu rohani berjudul 10.000 Reasons dengan lancar sepanjang operasi. Di sisi lain, tumornya pun sukses diangkat.
Baca juga: Tanpa Dibius, Pria Ini Jalani Operasi Otak Sambil Bernyanyi Tenor
Kunci kesuksesan operasi Reuben ternyata terletak pada terobosan baru yang digunakan tim bedah. Untuk pertama kalinya mereka menggunakan laser khusus yang dapat membedakan antara jaringan otak yang sehat dengan yang mengandung tumor.
Ketika disorotkan ke otak, serat optik yang ada pada laser akan memantulkan cahaya dari otak ke tim bedah lalu memperlihatkan pola tertentu. Ternyata jaringan organ yang sehat dan abnormal menghasilkan pola yang berbeda, dan dari situ tim bedah dapat membedakan mana bagian otak yang harus diangkat dan mana yang tidak, hanya dalam hitungan detik.
Laser itu terbukti efektif mempercepat operasi sekaligus membuatnya menjadi lebih akurat. Reuben tergolong beruntung karena ialah orang pertama di Inggris, bahkan di Eropa, yang merasakan manfaat dari laser ini. Sebelumnya laser ini baru diujicobakan di Kanada.
Dalam hitungan bulan, Reuben dinyatakan sembuh total, meskipun ia masih harus menjalani check up rutin selama beberapa tahun ke depan. Ia akan kembali menyelesaikan kuliah PhD di bidang fisikanya.
"Untungnya saya belajar fisika, jadi mengetahui apa yang mereka lakukan membuat saya tak begitu merasa ketakutan. Justru jiwa ilmuwan dalam diri saya terkesan dengan prosedur ini," tutur Reuben seperti dikutip dari BBC, Selasa (1/9/2015).
Baca juga: Idap Sleepwalking, Gadis Ini Bisa Bermain Piano Sambil Tidur
Kevin O'Neill, kepala tim bedah saraf dari Imperial College London yang ambil bagian dalam pengembangan laser ini mengatakan laser tersebut memiliki potensi yang luar biasa.
Selain cepat, ia dan timnya meyakini laser ini tidak merusak jaringan tubuh dan bisa dipakai untuk mengoperasi berbagai jenis kanker tanpa harus dihadapkan pada komplikasi seperti infeksi atau abses otak. (lll/up)











































