"Ada 25,6 juta jiwa penduduk di Sumatera dan Kalimantan yang terpapar asap pekat. Di Sumatera itu ada tiga daerah di Jambi, Pekanbaru dan Sumatera Selatan. Dua wilayah yang paling pekat itu Jambi dan Pekanbaru," ujar Sutopo kepada wartawan di Gedung Graha BNPB, Jl Pramuka, Kav. 38, Jakarta Timur, Jumat (4/9/2015).
Menurut dia, pada Kamis (3/9), 80 persen wilayah Sumatera hampir tertutup dengan asap. Jambi dan Pekanbaru paling parah karena hanya memiliki jarak pandang 500 meter. Dampak asap pekat ini membuat beberapa persoalan di Pekanbaru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Asap di Pekanbaru Sudah Level Berbahaya, Warga Diimbau Tak Keluar Rumah
Lanjutnya, diprediksi musim kemarau masih terjadi hingga akhir November 2015. Potensi terjadinya kebakaran lahan hutan dan kekeringan diperkirakan masih terjadi di wilayah ekuator Indonesia seperti beberapa daerah Sumatera dan Kalimantan.
"Sampai November di akhir. Awal Desember perkiraan itu baru musim hujan. Nah, selama musim kemarau ini, wilayah ekuator khatulistiwa selatan seperti Sumatera, Kalimantan, masih berpotensi terjadi peningkatan kebakaran lahan, hutan dan kekeringan," sebutnya.
Baca juga: Tunjukkan Level 'Bahaya', Papan ISPU di Pekanbaru Jadi Lokasi Foto-foto
Beberapa upaya pemadaman yang disiapkan BNPB serta pihak terkait dengan menyediakan helikopter dan pesawat kassa di daerah yang masih rawan peningkatan kebakaran lahan. Helikopter untuk water bombing, kemudian pesawat cassa diproyeksikan untuk upaya hujan buatan.
Selain itu, di jalur darat juga dibuat pembuatan kanal agar kebakaran tak semakin meluas. Pasalnya, area yang terbakar sebagian besar wilayah gambut yang kekeringan. (up/up)











































