Hal tersebut diungkapkan fisioterapis Melanie Platt. Ia menerangkan rasa nyeri yang dialami ibu di punggung bermula ketika hormon relaxin meningkat di masa kehamilan. Peningkatkan kadar hormon relaxin membuat ligamen lebih rileks.
"Terdengarnya seperti menguntungkan. Tapi justru itu membuat punggung Anda tidak bisa mendukung berat tubuh seperti biasanya. Pertambahan bobot juga tidak membantu dan menyebabkan pusat gravitasi bergeser ke depan," kata Platt seperti dikutip dari Essential Baby pada Sabtu (5/9/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 3 Teknik Pijat untuk Redakan Pegal dan Nyeri Otot pada Ibu Hamil
Setelah melahirkan, nyeri punggung juga masih dialami beberapa ibu. Menurut Platt, penyebab umum kondisi tu yakni posisi ibu yang kurang tepat ketika melakukan aktivitas bersama bayi yang melibatkan otot pinggang dan punggung. Misalnya saya ketika mengganti popok atau mengangkat bayi lalu bermain dengan si kecil.
"Untuk kasus nyeri punggung bawah, biasanya berkaitan dengan kegiatan menggendong bayi yang main hari makin berat tentunya. Posisi mengangkat bayi yang salah juga bisa berkontribusi. Baiknya saat mengangkat si kecil tetap tegapkan tubuh Anda kemudian langsung angkat bayi seperti biasa," tutur Platt.
Untuk mengatasi nyeri punggung seperti itu, tak ada salahnya jika Anda beristirahat sejenak dan mengoleskan semacam obat gosok untuk merileksasi otot-otot di punggung. Penting pula menjaga posisi tubuh yang tepat saat melakukan aktivitas, terutama ketika menggendong bayi. Jika rasa nyeri itu tak kunjung reda, Platt menyarankan Anda untuk cek ke dokter.
Baca juga: 5 Cara Alami Meredakan Mulas untuk Ibu Hamil
(rdn/up)











































