Memandang Matahari Jadi Tren Diet Baru di Hong Kong

Memandang Matahari Jadi Tren Diet Baru di Hong Kong

Firdaus Anwar - detikHealth
Senin, 07 Sep 2015 15:35 WIB
Memandang Matahari Jadi Tren Diet Baru di Hong Kong
Foto: Coconuts Hong Kong
Jakarta - Dalam sebuah tren diet yang bisa dibilang cukup unik, masyarakat Hong Kong berusaha menjadi kurus dengan tak melakukan apa-apa dan hanya memandang matahari.

Ada banyak cara dapat dilakukan seseorang untuk berdiet mulai dari yang sederhana seperti membatasi makan saja sampai ke yang lebih kompleks seperti diet mayo. Namun sepertinya itu pun masih kurang bagi masyarakat Hong Kong.

Di pantai di desa Sam Ka, sekitar 10 orang wanita dapat terlihat sedang berdiri diam hanya memandangi matahari terbenam selama kurang lebih satu setengah jam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Jalani Diet Golongan Darah, Ini Menu Makan Sehari-hari Fifie Buntaran

Salah satu wanita tersebut berkata kepada Oriental Daily bahwa dengan memandangi matahari, seseorang bisa menyerap energi surya dan membuatnya menjadi pengganti kalori yang diperoleh dari makanan. Terapi ini dipercayai awalnya berasal dari daerah Eropa dan beberapa grup religi menganggap terapi bisa memperbaiki mata dan membantu tidur nyenyak.

"Kami berlatih memandangi matahari sebagai pengganti makan. Beberapa di antara kita yang sudah menjalankan terapi makannya jadi sedikit, beberapa lainnya bahkan tak makan sama sekali," ujar seorang wanita seperti diberitakan Oriental Daily dan dikutip dari berbagai sumber pada Senin (7/9/2015).

Salah satu warga yang rutin berkunjung ke pantai bernama Wing mengaku ia sering melihat beberapa wanita berkelompok berusia 20-30 rutin datang ke pantai. Rombongan biasa datang antara pagi hari atau sore hari dengan mengenakan kacamata dan tanpa alas kaki.

Dokter memperingatkan kepada pengikut tren bahwa dengan lokasi Hong Kong yang berada di daerah sub-tropis, kemungkinan besar akan lebih banyak mendapat kerugian dari pada manfaat. Mata dan kulit seseorang yang terlalu lama terpapar sinar ultra violet berisiko alami kanker.

Baca juga: Diet Mayo di Indonesia, Masih 'Belok' dari Versi Aslinya (fds/up)

Berita Terkait