Produksi Benang Bedah Sendiri, Indonesia Diharap Lebih Mandiri

Produksi Benang Bedah Sendiri, Indonesia Diharap Lebih Mandiri

Nurvita Indarini - detikHealth
Sabtu, 19 Sep 2015 14:04 WIB
Produksi Benang Bedah Sendiri, Indonesia Diharap Lebih Mandiri
Foto: Nurvita Indarini
Bogor - Benang bedah merupakan salah satu alat yang memegang peranan penting di dunia medis. Sayang, Indonesia masih mengimpor benang ini.

Dengan mengimpor benang bedah ini, artinya ada tambahan biaya untuk pengadaannya di Tanah Air. Karena itu ketika PT Triton Manufactures menginisiasi pabrik benang bedah, Menkes Nila Moeloek, menyambut baik.

Menkes menyebut kebutuhan alat kesehatan meningkat seiring meningkatnya kebutuhan dalam pelayanan kesehatan. Apalagi selama ini 80 persen kebutuhan alat kesehatan masih membeli dari luar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"70 Tahun merdeka tapi bhan baku farmasi masih impor. Saatnya pengusaha kita diberi peluang agar lebih berkembang," kata Nila saat meresmikan pabrik benang bedah nasional PT Triton Manufactures di kawasan industri Sentul, Jl Cahaya Raya Kav H4A, Leuwinutug, Citeureup, Bogor, Sabtu (19/9/2015).

Bahkan diharapkan ke depannya Indonesia juga bisa menjual barang produksinya ke negara lain. Untuk itu Menkes berharap kemampuan teknologi dan manajemen harus ditingkatkan.

"Dengan beroperasinya pabrik alat kesehatan PT Triton Manufactures yang memproduksi benang bedah, surgical mesh dan skin marker akan mendorong tumbuhnya pabrik alat kesehatan yang lain," ujar Menkes.

Dengan demikian Indonesia tidak bergantung lagi pada produk alat kesehatan dari luar negeri. Sehingga ke depannya kebutuhan alat kesehatan untuk memenuhi pelayanan kesehatan secara bertahap bisa dipenuhi.

Baca juga: Izin Produksi Dicabut, Obat Berteknologi Nuklir Langka di Indonesia

Menkes juga mengingatkan bahwa benang bedah, surgical mesh dan skin marker termasuk alat kesehatan yang harus memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan manfaat. Karena itu sediaan farmasi dan alat kesehatan harus mendapat izin edar. Distribusi komoditi produk alat kesehatan juga harus dilakukan penyalur alat kesehatan.

Untuk diketahui saat ini alat kesehatan yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri antara lain furniture rumah sakit, stetoskop, alat kesehatan elektromedik, alat kesehatan disposable, medical apparels dan produk consumable.

Saat ini ekspor industri alat kesehatan pada 2014 mencapai $ 750 juta dengan pertumbuhan 10 persen per tahun. Di masa mendatang, agar Indonesia mampu membuat alat kesehatan inovatif berdaya saing nasional maupun internasional maka juga diperlukan peningkatan pengembangan dan penelitian.

Baca juga: Tak Murah, Investasi Pabrik Obat Kanker Nilainya Ratusan Miliar Rupiah

(vit/lll)

Berita Terkait