Para peneliti dari University of Illinois Hospital and Health Sciences System menemukan pengobatan yang dirasa cocok untuk pasien anemia sel sabit. Pada fase kedua percobaan klinis, mereka berhasil menyembuhkan pasien dengan transplantasi stem cell dari donor saudara penderita.
Prosedur yang diinisiasi oleh National Institutes of Health campus di Maryland ini menyembuhkan 30 pasien anemia sel sabit dengan persentase keberhasilan hingga 87 persen. Penelitian tingkat lanjut dari University of Illinois pada fase 1 dan 2 menunjukkan hasil bahwa 92 persen pasien bet hasil diobati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anemia sel sabit adalah penyakit genetis di mana sel darah merah mengalami perbedaan bentuk yaitu berbentuk seperti bulan sabit. Akibatnya, sel darah merah tidak dapat mengangkut oksigen dengan baik ke jaringan tubuh dan menyebabkan seseorang merasakan sakit, mengalami kegagalan fungsi organ, bahkan stroke. Penyakit ini menjangkiti 1 dari 500 orang warga keturunan Afro-Amerika.
"Orang dewasa dengan anemia sel sabit sekarang dapat hidup normal sampai usia 50 tahun dengan transfusi darah dan obat-obatan yang dapat membantu menghilangkan rasa sakit," ujar dr Damiano Rondelli, kepala hematologi/onkologi di University of Illnous Health kepada Medical Daily, dan dikutip pada Sabtu (19/9/2015).
Dalam percobaan ini, pemeriksaan lanjutan pada pasien setahun kemudian menunjukkan bahwa 12 pasien yang diterapi menunjukkan tanda-tanda pulih. Bahkan, ada pasien yang berhenti menjalani terapi imun sebelum waktunya.
Lebih jauh, peneliti dari NIH menemukan bahwa transplantasi ini tidak mengharuskan pasien memiliki golongan darah sejenis. Namun, bila memiliki penanda Human Leukosit Antigen (HLA) yang sama, kemungkinan transplantasi lebih besar.
Baca juga: Gunakan Sel Induk Tali Pusat, Ilmuwan Percaya Bisa Ciptakan Darah Sintesis
(rdn/vit)











































