Jangan Khawatir, Anak Pemalu Masih Bisa Kok Diajari untuk Berani

Anak Pendiam dan Pemalu

Jangan Khawatir, Anak Pemalu Masih Bisa Kok Diajari untuk Berani

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Jumat, 25 Sep 2015 14:31 WIB
Jangan Khawatir, Anak Pemalu Masih Bisa Kok Diajari untuk Berani
Foto: thinkstock
Jakarta - Anak pemalu pasti enggan jika diminta untuk tampil dan unjuk diri di depan umum. Kadang, ketika anak malu-malu seperti itu, orang tua ada yang merasa 'gemas' dengan tingkah si kecil. Sebenarnya, bisakah anak pemalu dilatih untuk bisa lebih berani?

"Dengan pengalaman hidup dia bisa jadi berani. Ada anak dari SD sampai SMP dia itu pemalu banget. Tapi ketika duduk di bangkus SMA, ada suatu hal yang membuat dia mau nggak mau harus ngomong misalnya harus presentasi pelajaran atau ikut lomba," kata psikolog anak dan remaja Anna Surti Arianni, M.Psi.

Wanita yang akrab disapa Nina ini mengungkapkan, ketika anak mau tidak mau mulai mencoba tampil berani, guru bisa bertindak dengan bijak ketika anak melakukan kesalahan, anggaplah itu kesalahan yang bisa diterima dan wajar. Sehingga, anak yang tadinya sudah mulai percaya diri, tidak merasa down kembali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat anak salah, jangan ditertawakan. Maka dari itu penting juga melalui budaya di sekolah, ditanamkan pada para murid jika ada teman yang salah untuk tidak ditertawakan. Karena, kesalahan dalam proses belajar itu lumrah," lanjut Nina saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Jumat (25/9/2015).

Baca juga: Cara Asyik dan Menyenangkan untuk Bantu si Kecil Jadi Anak Cerdas

Dengan begitu, si anak yang tadinya pemalu punya kesempatan untuk belajar lebih berani. Dihubungi terpisah, psikolog anak dan remaja sekaligus pengelola sekolah Bestariku, Bintaro, Alzena MAsykouri, M.Psi mengatakan secara umum karakter juga membentuk seseorang menjadi orang yang pendiam yakni lebih banyak berpikir sendiri dan tidak mengemukakan pendapatnya secara lugas, dan atau pemalu, yaitu enggan mengekspresikan perasaan atau pendapatnya secara lugas.

Namun, karakter tidak hanya dibentuk secara alami, tetapi juga ada peranan dari lingkungan yang memberikan penguatan ataupun corak dari perilaku seseorang. Maka dari itu, anak harus mendapat kesempatan untuk berada dan berinteraksi di banyak model situasi. Di sinilah, peran orang tua akan sangat bermanfaat untuk menjadi pendamping anak.

"Untuk itu, orang tua juga harus menggerakkan diri, mengubah perilakunya agar ia dapat mendampingi anak berada dalam berbagai macam situasi sosial dan mendapatkan manfaat dari interaksi bersama orang lain," tutur wanita yang akrab disapa Zena ini.

Baca juga: Ingin Punya Anak Cerdas? Kuncinya Sejak Anak Masih di Kandungan (rdn/up)

Berita Terkait