Berdasarkan liputan Bloomberg (bloomberg.com) angka kematian akibat polusi udara sudah teramat tinggi akhir-akhir ini, dan terus meningkat. Pada 2010, sekitar 3,3 juta orang di seluruh dunia meninggal hanya karena menghirup debu-debu kecil yang berterbangan di udara dan diperkirakan jumlah ini akan berlipat ganda pada 2050. Hal ini diketahui dari beberapa studi tentang polusi ruang udara terbuka dan penyebabnya.
Baca juga: Perjuangan Rita dan Tusi Membesarkan Anak-anak dengan Sindrom Langka
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal seperti ini seharusnya menjadi tanda bahaya untuk lembaga kesehatan di seluruh dunia," tulis Michael Jerrett, profesor kesehatan lingkungan dari University of California, Los Angeles (UCLA) lewat penelitian jurnal Nature seperti dikutip dari Bloomberg pada Sabtu (26/9/2015).
Para peneliti menggunakan data kandungan kimia terbaru, tingkat kesehatan, dan perekonomian untuk mengukur efek polusi udara pada satu negara. Hasilnya, perbedaan dalam sektor perekonomian sangat berpengaruh dengan buruknya tingkat kesehatan di seluruh dunia.
Penggunaan generator diesel untuk listrik rumahan dan pembakaran sampah berperan besar dalam tingkat kematian akibat polusi udara.
Baca juga: Hii! Dokter di Tiongkok Angkat Keluar Kelabang dari Telinga Wanita Ini
Bagaimana dengan Indonesia? Tingkat polusi udara di Indonesia berada pada peringkat ke-8 paling mematikan, dengan rata-rata kematian sebesar 50.000 jiwa. Hal ini jauh lebih 'baik' dari Tiongkok dengan total rata-rata 1,3 juta jiwa setiap tahunnya.
Berikut adalah daftar 15 negara dengan tingkat polusi paling mematikan berdasarkan laporan Bloomberg:
2. India
3. Pakistan
4. Bangladesh
5. Nigeria
6. Rusia
7. Amerika Serikat
8. Indonesia
9. Ukraina
10. Vietnam
11. Mesir
12. Jerman
13. Turki
14. Iran
15. Jepang
(fds/up)











































